1 1. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
karangan (Mulyati,2009: 7.17). Dalam paragraf terkandung sebuah pikiran pokok
yang didukung oleh satu atau beberapa kalimat penjelas. Kalimat–kalimat dalam
paragraf berfungsi sebagai kalimat pengenal, kalimat inti, kalimat penjelas,
hingga kalimat penutup. Semua kalimat itu saling berkaitan untuk mendukung
gagasan utama.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf
terdiri dari gagasan utama dan gagasan penjelas. Gagasan utama adalah gagasan yang
menjadi dasar pengembangan paragraf. Keberadaan gagasan utama dapat dilihat
secara eksplisit atau secara implisit. Gagasan utama yang eksplisit biasanya
dijumpai dalam jenis paragraf deduktif, induktif, atau campuran. Gagasan yang
implisit biasanya dijumpai dalam jenis paragraf deskriftif. Sedangkan gagasan
penjelas yaitu gagasan-gagasan pendukung yang berfungsi menjelaskan gagasan
utama. Gagasan penjelas biasanya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat.
2. Jenis-jenis
Paragraf
Paragraf merupakan bagian dari wacana. Wacana itu sendiri
terdiri dari lima jenis paragraf yaitu :
a. Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau
peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang),
otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah
pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris. Narasi bisa juga berisi cerita
khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau
cerpen. Narasi ini disebut dengan narasi
imajinatif.
Unsur-unsur penting dalam
sebuah narasi adalah:
a. kejadian,
b. tokoh,
c. konflik,
d. alur/plot.
e. latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian
secara kronologis (urutan waktu). Penggunaan kata hubung yang menyatakan waktu
atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya, atau setahun
kemudian kerap dipergunakan.
Tahapan menulis narasi, yaitu
sebagai berikut.
1)
menentukan tema
cerita
2)
menentukan tujuan
3)
mendaftarkan topik
atau gagasan pokok
4)
menyusun gagasan
pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis atau urutan waktu.
5)
mengembangkan
kerangka menjadi karangan.
Kerangka karangan yang bersifat naratif dapat dikembangkan dengan pola
urutan waktu. Penyajian berdasarkan urutan waktu adalah urutan yang didasarkan
pada tahapan-tahapan peristiwa atau kejadian. Pola urutan waktu ini sering
digunakan pada cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, cerita sejarah, dan
sebagainya.
b. Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang
berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi
adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca
memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan
pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan,
dan mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang
sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan
citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu
sebagai berikut.
1)
Deskripsi
Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai
kesan/imajinasi si penulis.
2)
Deskripsi
faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambar kan objek berdasarkan
urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.
c. Eksposisi
Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang
berarti: memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan
eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
(memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada
karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar,
simposium, atau penataran.
Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi
menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan
dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses,
tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi,
definisi, dan klasifikasi.
d.Persuasi
Persuasi adalah tulisan yang bersifat mempengaruhi. Tulisan dalam wacana
berisi sesuatu yang menggugah dan mengubah pemikiran seseorang. Seorang penjual
yang menjajakan barang dagangannya adalah seseoarang yang memanfaatkan wacana
ini.
e. Argumentasi
Karangan argumentasi ialah
karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang
disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan pernyataan yang logis.
Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran
pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau
sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional
dan logis.
Tahapan
menulis karangan argumentasi, sebagai berikut:
1) menentukan tema atau topik permasalahan,
2) merumuskan tujuan penulisan,
3) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta,
atau pernyataan yang mendukung,
4) menyusun kerangka karangan, dan
5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat,
akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
1). Sebab-akibat
Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi sebab berlanjut
topik/gagasan yang menjadi akibat.
Contoh:
a. Sebab-sebab kemacetan di DKI
Jakarta
a) Jumlah
penggunaan kendaraan
b) Ruas jalan yang
makin sempit
c) Pembangunan
jalur busway
b. Akibat-akibat kemacetan
a) Terlambat sampai
di kantor
b) Waktu habis di
jalan
2). Akibat-sebab
Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibat dan dilanjutkan
dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.
Contoh : Menjaga kelestarian
hutan
1. Keadaan hutan
kita
2. Fungsi hutan
3. Akibat-akibat
kerusakan hutan
3). Urutan Pemecahan Masalah
Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkan masalah kemudian
mengarah pada pemecahan masalah.
Contoh : Bahaya narkoba dan
upaya mengatasinya
1. Pengertian
narkoba
2. Bahaya kecanduan
narkoba
a. pengaruh
terhadap kesehatan
b. pengaruh
terhadap moral
c. ancaman
hukumannya
3. Upaya mengatasi
kecanduan narkoba
4. Kesimpulan dan
saran
Contoh paragraf
argumentasi :
Tiga alasan mengapa kenakalan remaja terjadi adalah
sebagai berikut: 1) kenakalan selalu berasal dari latar belakang psikologis
remaja yang bersangkutan, 2) latar belakang keluarga, lembaga sosial yang paling
kecil tempat seseorang dibesarkan, sangat mungkin tidak memberi pengayoman yang
ideal, 3) faktor eksternal karena pengaruh lingkungan sosial yang mempertemukan
mereka pada keinginan dan kebutuhan aktualisasi yang sama.