Follow us

Asallamualikum, Wr.Wb terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga blog ini bermanfaat bagi anda sebagi pelajar atau mahasiswa yang membutuhkan materi pembelajaran. Penulis sadar masih banyak kekurangan dari semua ini, untuk itu mohon saran dan komentarnya agar penulis lebih baik lagi. Terima kasih, Ari Setiadi

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 03 April 2013

PARAGRAF, DAN MACAM PARAGRAF




Unit 8
WACANA BAHASA INDONESIA
Pendahuluan
Pendahuluan

Pendahuluan

  Ari Setiadi

                                                                                                                            
S
audara, kalian pasti sudah mengetahui bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang sangat vital. Pemakaian bahasa tidak dalam bentuk kalimat yang lepas-lepas. Jika Anda berbincang-bincang dengan seseorang atau ketika Anda sedang berpidato di depan umum, kalimat demi kalimat yang Anda ujarkan itu saling mengait. Kalimat yang pertama menuntut hadirnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadi acuan kalimat ketiga, kalimat ketiga mengacu kembali ke kalimat pertama, dan seterusnya. Rentetan kalimat berkaitan yang menghubungkan ungkapan yang lain membentuk kesatuan yang dinamakan wacana.
Wacana sebagai satuan bahasa yang terbesar merupakan bahasan yang muncul belakangan dibandingkan dengan aspek kebahasaan yang lain. Materi ini akan diuraikan ke dalam 3 subunit. Anda diharapkan dapat mempelajari secara seksama materi ini.
Kompetensi dasar yang harus dicapai setelah mempelajari materi kuliah ini adalah Anda diharapkan dapat menjelaskan dan menggunakan wacana bahasa Indonesia, serta dapat menerapkannya dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, telah dirumuskan indikator sebagai berikut:
  1. Menjelaskan hakikat wacana bahasa Indonesia
  2. Mengidentifikasi ciri-ciri wacana bahasa Indonesia
  3. Mengidentifikasi jenis-jenis wacana bahasa Indonesia
  4. Memberikan satu contoh untuk setiap jenis wacana

Subunit 1
Hakikat Wacana

S
audara, pembahasan tentang wacana ini penting bagi Anda sebagai guru. Pertama penting karna merupakan bagian dari bahan atau penunjang pelajaran yang Anda harus sampaikan kepada murid, kedua dalam kaitannya dengan bidang pengajaran lainnya, pemahaman tentang wacana akan bermanfaat bagi Anda..
Bagaimanakah para ahli bahasa yang tidak menyetujui ajaran morfologi menetapkan pangkal pandangannya? Penetapan pandangan yang dipakainya adalah tujuan untuk mengetahui struktur bahasa. Sangatlah rugi jika Anda tidak meluangkan waktu untuk mengkaji persoalan wacana tersebut. Selamat belajar

A. Hakikat Wacana
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kita dapat memperoleh gambaran tentang wacana sebagai berikut:
Wacana :   1.  ucapan, perkataan, tuturan
2.  keseluruhan tuturan, yang merupakan kesatuan
  3. satuan bahasan terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.
Mengacu kepada pengertain tersebut, pakar bahasa Indonesia seperti Tarigan, dalam bukunya, “Pengajaran Wacana” mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat, atau klausa dengan koherensi dengan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Pendapat lain dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana: Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirarki gramatikal merupakan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya) paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
Dari batasan di atas dapat kita ambil sari patinya, bahwa wacana itu adalah satuan bahasa terlengkap, dalam wujud lisan dapat berupa karangan sastra dan ilmiah. Inti dari batasan di atas, bahwa wacana adalah komunikasi pikiran atau gagasan melalui bahasa, dalam wujud lisan dapat berupa percakapan dan tuturan (ceramah, kuliah, khotbah), dan dalam wujud tulisan dapat berupa karangan ilmiah.
Demikianlah telah kita bahas pengertian wacana yang kita ambil dari berbagai batasan yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Dari batasan-batasan wacana di atas tentu Anda dapat melihat adanya perbedaan dan persamaan. Unsur-unsur yang berbeda dapat dijadikan sebagai pelengkap kesempurnaan batasan wacana.
Dari sumber-sumber di atas dapatlah kita lihat bahwa, wacana mempunyai unsur-unsur yang penting, yang merupakan hakikat dari wacana itu sendiri, unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
  1. satuan bahasa
  2. terlengkap/terbesar/tertinggi
  3. diatas kalimat/klausa
  4. teratur/tersusun rapi/rasa koherensi
  5. berkesinambungan/ kontinuitas
  6. rasa kohesi/rasa kepaduan
  7. lisan/tulis
  8. awal dan akhir yang nyata.

Berdasarkan unsur-unsur wacana di atas, maka kita dapat menentukan dan memilih dan batasan wacana dari sumber-sumber yang telah kita bahas. Batasan wacana  mana yang tepat? Secara sederhana batasan wacana sebagai berikut: Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar tersusun dengan rapi (koherensi), mengandung hubungan yang padu (padu), disampaikan secara lisan atau tertulis.Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap. Yang termasuk satuan bahasa adalah morfem, kata, frase, klausa, kalimat dan wacana.
Apabila ditinjau dari kelengkapan unsurnya, wacana merupakan unit bahasa yang paling lengkap unsurnya. Wacana tidak hanya terdiri dari kalimat, frase, morfem, fonem, tetapi juga didukung oleh unsur-unsur lain seperti situasi, ruang, dan waktu pemakain.Wacana adalah satuan bahasa yang terbesar dan tertinggi. Satuan-satuan bahasa mempunyai urutan dari yang terkecil sampai ke yang terbesar. Perhatikanlah urutan satuan bahasa dibawah ini!
wacana

kalimat
frase
kata
fonem




morfen
kalausa
 




                                                 

                              


Gambar: hirarki satuan-satuan bahasa

Sebagai satuan bahasa, wacana dituntut mempunyai koherensi dan kohesi tinggi. Kata koherensi menagandun makna keteraturan atau kerapian dan kohesi mengandung makna kepaduan. Mengenai koherensi dan kohesi mengandung makna kepaduan. Mengenai koherensi dan kohesi ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain.
Saudara, pada dasarnya wacana dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi bentuk fisiknya dan dari segi sifat isinya. Ditinjau dari segi bentuk fisiknya wacana dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
a.       wacana monolog
b.      wacana dialog.
Akan tetapi, untuk pembahasan kita saat ini hanya difokuskan pada pembagian wacana berdasarkan bentuk fisiknya. Adapun pembagian wacana berdasarkan sifat isinya, akan dibahasa pada materi selanjutnya.
Wacana, baik wacana tulis maupun wacana lisan pada dasarnya dapat dibagi dua macam, yaitu wacana dialog dan wacana monolog. Wacana dialog lisan dibagi dua macam yaitu dialog sesungguhnya atau dialog teks. Dialog teks dapat dilaksanakan dengan tatap muka bila dipercakapan (bila dinyatakan dalam bentuk pentas), dan bisa tampa tatap muka bila tidak dipercakapkan, hanya dibacakan saja.
            Dialog sesunggunya adalah dialog yang betul – betul memerlukan percakapan spontan. Dialog ini tidak selalu diartikan percakapan dua orang, tetapi juga lebih dari dua orang. Oleh karena itu, dialog ini diartikan dengan dua belah pihak, yaitu pihak  pembicara dan pendengar. Kedua belah pihak menurut kesempatannya dapat berganti fungsi secara bergiliran. Pihak pertama menjadi pembicara dan juga menjadi pendengar sesuai dengan kesempatannya demikian juga bagi pihak kedua.
            Pengertian wacana monolog mencakup bahasa, tuturan lisan atau tertulis yang tidak termasuk dalam lingkungan percakapan, tanya jawab, teks drama atau film, dan bentuk-bentuk lain seperti wawancara. Wacana monolog ini antara lain pidato, khotbah, mengajar, bercerita, memberi penyuluhan ceramah dan sebagainya. Dalam bentuk teks bisa  berupa surat, bacaan, sebuah cerita.
            Selain dari aspek-aspek di atas, untuk wacana dialog ada lagi aspek lainya seperti kerja sama partisipasi percakapan, penggalangan pasangan percakapan (adjacency pairs), giliran bicara (turn talking) dan percakapan lanjutan (repairs).

1. Wacana monolog.
   Wacana monolog mencakup bentuk bahasa/tuturan lisan atau tertulis yang tidak termasuk dalam wacana percakapan seperti tanya jawab, wawancara, teks drama. Yang termasuk dalam jenis wacana monolog ini antara lain pembicaraan dalam bentuk pidato, khotbah, ceramah, atau dalam bentuk teks seperti pada bacaan, sepucuk surat, sebuah berita dan lain-lan.
2. Wacana dialog
Wacana dialog atau wacana percakapan ada dua macam, yaitu dialog sebenarnya dan dialog teks. Dialog sebenarnya adalah dialog yang tidak dihafalkan lebih dahulu tetapi betul-betul merupakan percakapan spontan dan memerlukan tatap muka yang sesungguhnya. Dialog teks adalah percakapan yang dibuat lebih dahulu dalam bentuk teks dan dilatihkan sebagai bahan percakapan. Wacana dialog jenis kedua inipun memerlukan tatap muka, tetapi kalau teks itu hanya dibacakan saja, tatap muka tidak diperlukan.

B. Kriteria Wacana yang Baik
Bagaimanakah wacana yang baik? Sebuah wacana dapat digolongkan pada wacana yang baik apabila wacana tersebut memenuhi kriteria wacana yang baik. Dalam wacana tersebut harus mengandung beberapa hal diantaranya:
a.       topik dan tujuan
b.      kohesi dan koherensi
c.       pembuka dan penutup

1. Topik dan tujuan

Topik atau pokok pembicaraan merupakan landasan untuk mencapai tujuan dalam pembicaraan. Di atas pokok pembicaraan itulah kita menempatkan tujuan yang kita harapkan. Dengan demikian, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari pendengar atau pembaca. Misalnya dengan topik “keindahan alam Bantimurung” anda dapat membuat ketetapan-ketetapan sebagai berikut:

Topik        :   Keindahan panorama alam Bantimurung
Tujuan    :   Memberitahukan agar pembaca mengetahui keindahan panorama alam di Bantimurung
Contoh wacana monolog
Pagi itu aku  duduk di sebuah batu tepat di ujung Barat jembatan gantung. Aku menghadap kea rah air terjun yang tercurah dengan indahnya. Sepasang kupu-kupu hinggap di atas bebatuan, tepat di sisi kanan seorang gadis kecil yang memakai baju merah jambu. Matahari yang baru sepenggala hanya sesekali menerobos celah dedaunan sehingga udara dingin masih sangat terasa. Aku beranjak mendekati air terjun sembari menghirup udara segar. Dari jarak 10 meter, percikan air terjun menimpaku sehingga kurapatkan jaket hitam yang sedari tadi terbuka lebar.

Dari pengalaman, kita pernah berdialog mengenai salah satu topik. Pada waktu dialog kadang-kadang kita hanya melayani teman bicara, kita mengikat arah pembicaraanya karena kita merasa tertarik, atau munkin kita melayaninya atau hanya untuk menghargai atau menghormatinya. Perhatikanlah contoh dialog di bawah ini:

Contoh wacana dialog:







Fika     :   Kenapa kamu berjalan seperti itu?
Farhan :   Kakiku keseleo.                                                                      
Fika     :   Oh, kenapa bisa?
Farhan : Kemarin aku latihan naik kuda, tiba-tiba aku terjatuh sehingga kakiku      keseleo.
Fika     : Pantas kamu agak pincang berjalan.
Farhan:  Tapi aku senang kok naik kuda.












   Dialog di atas membicarakan tentang perjalanan berlibur ke Malino. Bandingkan dengan dialog berikut ini.

(5) Arif   : Aku suka sekali kalau Bu Ratna yang mengajar.
      Mia   : Kalau aku sih, sukanya kalau Pak Novan.
      Arif  : Kalau Bu Ratna mengajar suka bercanda.
Mia   : Kalau Pak Novan tegas jadi anak-anak tidak
            berani bermain-main.










 Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa baik wacana monolog maupun wacana dialog yang baik harus mengandung topik dan tujuan. Wacana bukan hanya merupakan kumpulan kalimat yang lepas-lepas, kalimat yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang sangat kuat.

2. Wacana harus kohesif dan koherensif
    Wacana yang baik adalah wacana yang mengandung kohesif dan koherensif. Arti kata kohesi adalah hubungan yang erat atau padu. Pengertian wacana kohesif adalah wacana yang berhubungan diantara unsur-unsurnya atau pandangan sehingga unsur-unsurnya berkaitan satu sama lain.
   Menurut  Keraf (1987), bahwa yang dimaksud dengan koherensi adalah hubungan timbal balik antara kalimat, mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa terasa loncat-loncatan pikiran yang membingungkan. perhatiakan contoh sebagai berikut:
“Ayah dan Ibu bangun pagi-pagi karena ia akan bekerja”.
Kalimat di atas tidak kohesif karena kata ia tidak jelas, mengacu kepada siapa. Apakah kepada Ayah atau kepada Ibu? Agar kalimat tersebut kohesif, maka kata ia harus diganti dengan kata yang tepat yaitu kata mereka, atau dengan salah satu kata, Ayah dan Ibu sesuai dengan maksud yang akan diacuh oleh pembicara. Perhatikan kalimat berikut ini!
a.  Ayah dan Ibu bangun pagi-pagi karena mereka akan pergi bekerja.
b.  Ayah dan Ibu bangun pagi-pagi karena ayah akan pergi bekerja.
c.  Ayah dan Ibu bangun pagi-pagi karena ibu akan pergi bekerja.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini:
a.  Ia sakit, ia tidak pergi ke kantor.
b.  Ia sakit, tidak pergi ke kantor.
 Kalimat-kalimat di atas mengandung makna yang masih bisa dipahami, namun terasa kurang padu atau tidak kohesif. Kalimat tersebut akan kohesif apabila kalimat itu diberi tambahan kata penghubung seperti berikut ini.
“ Ia sakit, karena ia tidak pergi ke kantor”.
Kalimat di atas  menjadi padu karena menggunakan kata pembentuk kohesif gramatikal. Pembentuk kohesif lain dengan menggunakan kohesi leksikal. Perhatikan kalimat berikut ini.
Putri Pak Ari catik dan lincah, putri Pak Ari itu disenangi teman-teman.
Putri Pak Ari cantik dan lincah, gadis kecil itu disenangi teman-temannya.
   Kalimat pertama di atas terasa sekali ketidakpaduannya walaupun gramatikalnya tepat. Bandingkan dengan kalimat di bawahnya, gramatikalnya sama dengan kalimat sebelumnya namun terasa kepaduannya lebih baik daripada kalimat sebelumnya.

3. Wacana harus mempunyai pembuka dan penutup.
   Wacana yang baik adalah wacana yang mempunyai pembuka dan penutup. Wacana ideal memang demikian seharusnya. Bagian awal adalah bagian yang pembuka dan yang menghantarkan pokok pikiran dalam wacana itu. Sering pengarang atau penutur mulai dengan beberapa kalimat yang merangkum seluruh cerita. Sifat-sifat dari kalimat ini harus menarik perhatian pembaca,serta dapat membawa arah atau jalan pikiran pembaca kepada gagasan-gagasan yang akan diuraikan dalam wacana.
   Bagian penutup yaitu kalimat-kalimat atau alinea yang dimaksud untuk mengakhiri wacana. Alinea ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuaraikan dalam bagian isi wacana.






Latihan

 



  Untuk menambah pemahaman anda tentang makna dan wacana yang baik kerjakanlah tugas dibawah ini baik-baik.
1.   a .  Jelaskan hakikat makna wacana dalam bahasa Indonesia!
b .  Simpulkan makna wacana menurut pendapat anda!
2.   Jelaskan ciri-ciri wacana yang baik!
3.   Jelaskan apa yang dimaksud:
      a.    topik
      b.    tujuan
c.    kohesi
d.    koherensi
e.    pembuka
f.     penutup

Pedoman Jawaban Latihan
1.     H.G.Tarigan
 Satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan dan tulisan.
Harimurti kridalaksana: Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirarki gramatikal merupakan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya) paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
2.  a.    (1)  merupakan satuan bahasa terbesar
(2)  berupa rangkaian tuturan dan percakapan
(3)  mengandung kohesi dan koherensi
(4)  mempunyai topik dan tujuan.
3.  a.    topik adalah pokok pembicaraan
b.   tujuan hal yang kita harapkan dari hasil tuturan atau percakapan
c.   kohesi adalah hubungan antara unsur kebahasaan yang padu dalam sebuah wacana
d.   koherensi adalah hubungan timbal balik yang baik antar kalimat sehingga maknanya tidak sulit dipahami oleh pendengar/pembaca.
e.   pembuka adalah kalimat-kalimat yang menghantarkan pokok pikiran dalam wacana
f.    penutup adalah kalimat-kalimat yang dimaksudkan untuk mengakhiri wacana.
  


















Tes Formatif 1

Rangkuman
Pembahasan dari hasil kerja anda dapat disederhanakan seperti berikut.
Makna wacana dalam kamus besar Indonesia dapat disimpulkan sebagai satuan terlengkap dalam wujud lisan dapat berupa tuturan dan dalam wujud tulusan dapat berupa karangan.
   Kesimpulan makna menurut kamus Webster adalah komunikasi pikiran atau gagasan melalui bahasa, dalam wujud lisan dapat berupa percakapan dan dalam wujud tulisan berupa karangan ilmiah. Kesimpulan dari pendapat Harimurti Kridalaksana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar dalam wujud tulisan dapat berbentuk karangan sastra atau karangan ilmiah. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi dan terbesar di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampikan secara lisan dan tulisan’
  Wacana yang baik adalah wacana yang mengandung topik dan tujuan, kohesi dan koherensi, serta pembuka dan penutup. Topik adalah pokok pembicaraan, sedangkan tujuan adalah hal yang ingin didapat dari hasil tuturan atau percakapan tersebut. Kohesi adalah hubungan yang erat atau pada di antara unsur-unsurnya. Kohensi berarti hubungan timbal balik antar kalimat sehingga tuturan mudah dipahami. Pembuka adalah sebagai pengantar pokok pikiran yang akan disampaikan dalam wacana tersebut. Bagian penutup merupakan kesimpulan dari apa yang telah diuraikan.
a.       wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar, tersusun dengan rapi (koherensi),  mengandung hubungan yang padu (kohesi), disampaikan secara lisan atau tertulis.
b.      yang termasuk satuan bahasa adalah morfem, kata frase, klausa, kalimat dan wacana.
c.       unsur-unsur wacana, yaitu kalimat, frase, morfem. Fonem, situasi, ruang dan waktu pemakaian.
d.      wacan dapat dikatakan baik apabila memiliki kreteria: topik dan tujuan ; kohesi dan koherensi, pembukan dan penutup.

 
































1.      Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, dan artikel. Batasan di atas dikemukakan oleh….
A.    Harimurti Kridalaksana
B.     H.G. Tarigan
C.     Kamus Besar Bahasa Indonesia
D.    Hasan Alwi.

2.      Perkembangan ketatawacanaan dalam bahasa dunia merupakan hal yang baru. Namun tampak perkembangan tersebut terlihat dalam bahasa Indonesia dan pengajarannya, hal ini dapat dibuktikan dari…
A.    banyaknya para ahli bahasa Indonesia
B.     terdapatnya unsur-unsur wacana dalam kurikulum SD tahun 1984
C.     banyaknya buku bahasa asing yang diterjemahkan dalam bahasa
D.    banyak buku tata bahasa Indonesia yang baru diterbitkan.

3.      Wacana bisa berupa paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Pandapat tersebut dikemukakan oleh….
A.    Z.S. Haris
B.     Harimurti Kridalaksana
C.     H.G. Tarigan
D.    Hasan Alwi.

4.      Di bawah ini terdapat ciri-ciri wacana yang baik kecuali….
A.    harus berupa cakapan dan penggalan-penggalannya
B.     satuan bahasa terlengkap dan terbesar
C.     merupakan kohesi dan koherensi
D.    mempunyai topik dan tujuan.

5.      Tatanan bahasa yang tertinggi adalah…
A.    percakapan
B.     tuturan
C.      wacana
D.    Paragraf

6.      Wacana yang baik akan menyajikan salah satu topik. Pengertian topik adalah….
A.    tema yang terdapat dalam wacana
B.     sama dengan judul
C.     pokok pembicaraan
D.    pokok permasalahan.

7.      Wacana yang baik adalah wacana yang mengandung kohesif dan koherensif.
Koherensif adalah…..
A.    hubungan yang padu
B.     hubungan di antara unsur-unsurnya sangat erat
C.     hubungan timbal balik antara kalimat, mudah dipahami tanpa kesulitan
D.    kepaduan hubungan antara unsur.

8.      Wacana yang baik mempunyai pembuka dan penutup. Di bawah ini terdapat
beberapa sifat kalimat pembuka, kecuali…
A.    harus menarik pembaca dan pendengar
B.     membawa jalan pikiran pembaca kepada gagasan yang akan di uraikan
C.     mengantarkan pokok pikiran dalam wacana
D.    hasil kesimpulan dari seluruh isi wacana.

9.      Dialog atau percakapan akan berlangsung apabila terdapat hal-hal di bawah ini, kecuali:
A.    giliran berbicara
B.     lanjutan percakapan
C.     topik yang sama
D.    partisipan pasif.

10. “Ratna termenung di bangku paling belakang. Bangku itu adalah tempat duduk Ratna sendiri.. Ratna menyesal memikirkan kejadian tadi pagi. Ratna tidak  menyangka kalau Pak Arif melihat Ratna menyontek pekerjaan Novan. Air mata Ratna bercucuran menandai penyesalan Ratna.          
Pronomina yang harus dipakai adalah, kecuali :
A.    Mereka
B.     Nya
C.     Dia
D.    Jawaban b dan c benar.


Pedoman Jawaban  Tes Formatif I
1.             B.  H. G Tarigan
2.             B.  terdapat unsur-unsur wacana dalam kurikulum SD tahun 1984
3.             C.  H. G. Tarigan
4.             A.  harus berupa cakapan dan penggalan-penggalannya
5.             C.  wacana
6.             A.  tema yang terdapat dalam wacana
7.             D.  kepaduan hubungan antara unsur
8.             D.  hasil kesimpulan dari seluruh wacana
9.             D.  topik yang sama
10.         C.  Dia


Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 1.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan =                         Jumlah soal                              X 100%

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100%   = baik sekali
80 - 89%     = baik
70 – 79%    = cukup
< 70%         = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan unit selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi subunit 1 terutama bagian yang belum Anda kuasai.


Subunit 2
    Pembagian Wacana


S
audara, pada subunit 2 ini kita akan membahas mengenai jenis-jenis wacana. Kalian pasti sudah sering mendengar istilah wacana narasi atau argumentasi kan? Kedua istilah tersebut akan menjadi bagian dari pembahasan kita saat ini. Untuk itu Anda diharapkan mampu membedakan jenis-jenis wacana tersebut karena mempunyai ciri sendiri-sendiri. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan uraian-uraian berikut ini. Selamat belajar.

A. Macam-macam Wacana
Saudara, pada dasarnya wacana dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi bentuk fisiknya dan dari segi sifat isinya. Ditinjau dari segi bentuk fisiknya wacana dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
a)      wacana monolog
b)      wacana dialog.
Kedua jenis wacana ini telah kita pelajari pada uraian sebelumnya. Untuk itu Saudara diharapkan lebih memfokuskan perhatian pada uraian macam-macam wacana berdasarkan sifat isinya.
Ditinjau dari segi sifat isinya, wacana dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu:
a)      wacana naratif
b)      wacana deskriftif
c)      wacana ekspositorik
d)     wacana argumentatif
e)       wacana persuasif.


1. Wacana Naratif
   Wacana naratif adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian melalui tokoh pelaku (I orang atau III) dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca.
Pengorganisasian wacana ini mengutamakan pada urutan cerita berdasarkan waktu atau berdasarkan kronologisnya..
Contoh:
 Pagi tadi kami sekeluarga ke Pantai Losari. Kami berangkat pada pukul 6.00 pagi. Sepanjang perjalanan kami banyak menjumpai orang yang sedang berlari pagi. Ketika kami tiba di lapangan Karebosi, tampak beberapa orang siswa sedang bermain bola. Kami hanya berhenti sebentar kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Losari karena matahari sudah mulai meyembul di sela-sela dedaunan. Pada pukul 6.40 menit kami baru tiba di Pantai Losari. Ternyata banyak juga orang yang mengikuti senam aerobik di anjungan Pantai Losari..   
 















2. Wacana Deskriptif
      Wacana deskriptif berupa rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pendengar atau pembaca merasa seolah-olah dia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung.
           Wacana deskriptif ada dua jenis, yaitu wacana dekriptif yang objektif dan wacana deskriptif yang imajinatif. Wacana deskriptif objektif adalah wacana yang menginformasikan sesuatu sebagaimana adanya, sedangkan wacana imajinatif ada panambahan daya hayal.
Contoh :
            Asrama mahasiswa yang aku tempat cukup besar, dengan arsitektur bangunan berciri khas Bugis. Sebuah serambi yang cukup besar memanjang dengan ditopang oleh 12 pilar dari kayu hitam yang dipesan khusus dari Kalimantan.. Kaki pilar bertumpu pada alas berbentuk kubus dan seolah dirangkai menjadi satu oleh sederat pagar pion dari kayu bercat putih. 6 pilar lain berdiameter 50 cm menghunjam langsung ke lantai satu dan berfungsi sebagai penopang di teras depan. Lantai satu dan dua masing-masing terdiri atas 16 buah kamar tidur dan 4 buah kamar tamu. Dua buah tangga dari kayu jati telah berdiri di sisi kiri kanan yang berdekatan dengan sebuah kolam ikan berukuran 3 X 4 meter..

3. Wacana Eksposisi
  Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran. Pokok pikiran itu lebih dijelaskannya lagi dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian atau detailnya. Tujuan pokok yang ingin dicapai pada wacana ini tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu itu supaya lebih jelas, mendalam, dan luas dari sekedar sebuah pernyataan yang bersifat global atau umum. Kadang-kadang wacana itu dapat berbentuk ilustrasi dengan contoh; berbentuk perbandingan, berbentuk uraian kronologis. Untuk menjelaskan suatu proses kita memecahkan menjadi beberapa tahap yang masing-masing di uraikan dengan jelas. Bagaimana bekerjanya, bagaimana membuatnya, bagaimana jalannya peristiwa dan sebagainya.
Contoh:
Sebuah komputer terdiri dari seperangkat peralatan yang saling berhubungan. Perlatan tersebut adalah:
a.      bagaimana pemasukan data
b.      bagian perhitungan atau logika
c.       bagian ingatan atau tempat penyimpanan data
d.      bagian control
e.       bagian pengeluaran hasil perhitungan.
Proses kerja komputer adalah sebagai berikut:
Bagian dari ingatan komputer bertugas menyimpan segala keterangan dan instruksi yang harus dikerjakan oleh computer. Segala perhitungan, pemilihan, pembandingan dan pengolahan data dikerjakan oleh bagian data perhitungan tahap demi tahap. Baian control memberikan perintah tahap demi tahap kepada bagian perhitungan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Selanjutnya bagian ini mengawasi apakah segenap pengolahan data berjalan lancar sesuai dengan perintah-perintah yang diberikan kepada computer.

4. Wacana Argumentatif
Wacana argumentasi adalah tuturan yang memberikan alasan dengan contoh dan bukti serta meyakinkan, sehingga orang akan terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan keyakinan kita, akhirnya orang lain akan berbuat sesuai dengan kehendak itu
Contoh:
Malino merupakan salah satu objek wisata di Sulawesi Selatan. Akhir-akhir ini objek wisata tersebut sudah menjadi salah satu alternative  yang dipilih oleh warga Kota Makassar. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari pusat Kota Makassar membuatnya banyak wisatawan yang senang ke sana. Daerah pegunungan yang berjarak sekitar 40 km dari Makassar ini memiliki udara yang sejuk dan bersih. Setiap hari Sabtu sore villa dan penginapan di sana sudah mulai dipenuhi wisatawan. Kalau ingin menikmati indahnya suasana di pegunungan sambil memandang pohon pinus dan kebun teh yang menghijau, maka Malinolah tempat yang paling tepat.

5. Wacana Persuasif
Makna kata persuasif adalah membujuk, mendorong, meyakinkan. Wacana persuasif adalah wacana yang disusun dengan tujuan mengajak, mendoromg membujuk, mempengruhi para pembaca agar mau mengikuti kemauan si penulis.
Contoh:
   Telah dibuka sebuah rumah makan modern yang bernuansa tradisional dengan menu-menu yang bervariasi. Rumah makan Angin Mamiri dijamin dapat memanjakan selera Anda dengan sajian makanan halal dan lezat. Selain tempatnya yang sangat strategis, rumah makan ini juga dilengkapi dengan sajian musik, bahkan untuk momen-momen tertentu Anda dihibur oleh artis-artis local yang tidak kalah dengan penyanyi top saat ini. Anda berminat? Silakan nikmati hidangan lezat di rumah makan Angin Mamiri, di Jalan Andi Pettarani No.40 Makassar, sekitar 500 meter dari Pantai Losari.











Latihan

 



1. a.  Jelaskan pengertian wacana naratif!
 b. Kerjakanlah secara berkelompok dengan teman Anda untuk membuat wacana                               naratif!
2. a.  Jelaskan pengertian wacana deskriftif!
 b. Buatlah contoh wacana deskriftif! Agar dapat saling memberikan informasi. Kerjakanlah secara berkelompok dengan teman Anda!
3. a.  Jelaskan pengertian wacana ekspositorik!
 b.  Agar lebih paham mengenai wacana ekspositorik buatlah contohnya.
4. a.  Jelaskan pengertian wacana argumentatif!
 b.  Cari dan salinlah contoh wacana argumentatif dari surat kabar lain dan majalah!
5. a.  Jelaskan pengertian wacana persuasif!
 b.  Bautlah contoh wacana persuasif!

Pedoman Jawaban Latihan
1. Wacana naratif adalah rangkaian tuturan yang menyajikan suatu hal kejadian atau peristiwa melalui tokoh pelaku (orang I atau II) dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar.
2. Wacana deskriptif aalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau membeberkan sesuatu sebagaimana adanya. Kadang-kadang disertai dangan imajinatif sebagai pembaca atau pendangar seolah-olah mengalaminya sendiri.
 3. Wacana eksposisi adalah rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut dijelaskan secara mendetail, seperi bagaimana jalannya sesuatu peristiwa bagaimana bekerjanya sesuatu dan bagaimana membuat sesuatu.
 4. Wacana argumentasi adalah rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu disertai dengan alasan-alasan yang tepat dan diperkuat dengan bukti-bukti dan contoh-contoh konkret, sehingga pembaca atau pendangar akan terpengaruh dan membenarkan pendapat tersebut.
5.   Wacana persuasif adalah rangkaian tuturan yang bersifat mengajak, mendorong, membujuk, atau mempengaruhi pembaca/pendengar agar mau mengikuti kemauan si penulis.



















Tes Formatif 2

Rangkuman
Wacana ditinjau dari bentuk fisiknya dapat terdiri atas wacana monolog dan wacana dialog. Ditinjau dari sifat isinya wacana dapat dibedakan atas lima jenis yaitu wacana naratif, deskriptif, ekspositorik, argumentatif dan pesuasif. Wacana naratif yaitu menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian dengan maksud memperoleh pengetahuan pendengar atau pembaca, penyajiannya disusun dengan urutan waktu. Wacana deskripsi yaitu rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu, sehingga pendengar atau pembaca merasa seola-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung. Wacana ekspositorik yaitu rangkaian tuturan yang menjelaskan suatu proses tentang proses sesuatu itu terjadi, atau bagaimana cara membuatnya, atau bagaimana jalannya peristiwa. Wacana argumentasi yaitu rangkaian tuturan yang menyajikan sesuatu yang di ikuti dengan memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian atau gagasan. Untuk lebih meyakinkan pembaca maka harus disertai bukti-bukti atau contoh-contoh. Wacana persuasif yaitu rangkaian tuturan yang bersifat mengajak, mendorong, dan membujuk agar si pembaca mengikuti kemauan si penulis.

 

































1. Cermati cuplikan wacana di bawah ini.
   “Telah dibuka sebuah rumah makan modern yang bernuansa tradisional dengan menu-menu yang bervariasi. Rumah makan Angin Mamiri dijamin dapat memanjakan selera Anda dengan sajian makanan halal dan lezat. Selain tempatnya yang sangat strategis, rumah makan ini juga dilengkapi dengan sajian musik, bahkan untuk momen-momen tertentu Anda dihibur oleh artis-artis lokal yang tidak kalah dengan penyanyi top saat ini. Anda berminat? Silakan nikmati hidangan lezat di rumah makan Angin Mamiri, di Jalan Andi Pettarani No.40 Makassar, sekitar 50 meter dari Pantai Losari.
   Cuplikan wacana tersebut dikategorikan ke dalan jenis wacana….
A.      persuasif
B.       ekspositorik
C.       deskriptif
D.      naratif.

2. Bila seseorang  membaca wacana yang dapat menimbulkan perasaan seolah-olah
    ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung, maka wacana yang
    dibaca orang tersebut adalah….
    A. wacana naratif.
    B. wacana deskriptif
    C. wacana argumentatif 
    D. wacana ekspositorik

3. Wacana yang menjelaskan tentang proses pembuatan tahu atau tempe
     maka wacana itu adalah….
      A. wacana persuasif
      B. wacana argumentasi
      C. wacana deskriftif
      D. wacana ekspositorik

4. Cerita fiksi seperti cerpen atau novel dalam menyajikan ceritanya bersifat
    bagaimana adanya. Sifat pencerita seperti itu terdapat dalam wacana….
      A. wacana ekspositorik
      B. wacana persuasif
      C. wacana deskriftif
      D. wacana naratif.

5. Wacana ditinjau dari isinya terdapat beberapa jenis wacana seperti di bawah ini
    Kecuali….
      A. wacana argumentasi
      B. wacana naratif.
      C. wacana konotatif
      D. wacana deskriftif.

6. Di bawah ini adalah pokok-pokok pembahasan dalam wacana ekspositorik kecuali….
      A. penghidupan para pembuat batik
      B. cara-cara menanam kelapa sawit
      C. cara-cara memelihara ikan
      D. para petani mengola sawah.

7. Ditinjau dari segi wujudnya wacana dapat dibedakan atas….
      A. prosa dan puisi
      B. monolog dan dialog
      C. percakapan dan tuturan
      D. penggalan percakapan dan penggalan tuturan.

8. Pidato yang bertopik KB yang bertujuan agar para pendengar mau menjadi 
    ekseptor KB. Pidato tersebut bersifat….
A.    ekspositorik
B.     naratif
C.     persuasif
D.    deskriptif.

9. Bila kita memberi tugas kepada murid untuk melaporkan kunjungan ke tempat
    rekreasi, berarti kita memberi tugas untuk membuat wacana yang bersifat….
       A. naratif 
       B. deskriftif
       C. ekspositorik
       D. argumentatif.

10. Di bawah ini terdapat beberapa isi wacana yang dapat digolongkan pada jenis
      persuasi, Keciali.....
       A. nasehat perkawinan
       B. anjuran untuk memelihara kebersihan
       C. memberikan penyuluhan
       D. memberikan kejelasan tantang suatu peristiwa.

Panduan  Kunci Jawaban Tes Formatif 2

1.             A. persuasif
2.             B. wacana deskriptif
3.             D. wacana ekspositorik
4.             D.  wacana naratif
5.             C.  wacana konotatif
6.             A.  penghidupan para pembuat batik
7.             B.  monolog dan dialog
8.             C.  persuasif
9.             D.  argumentatif
10.         A.  nasehat perkawinan


Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit 2.
 Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan =                       Jumlah soal                    X 100%

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100%  = baik sekali
80 - 89%    = baik
70 – 79%    = cukup
< 70%        = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi subunit 2 terutama bagian yang belum Anda kuasai

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Azman, Nur. 1997. Intisari Bahasa Indonesia. Jakarta: Penabur Ilmu.
Husain, Abdul Razak. 1995. Inilah Bahasa Indonesia Baku : Solo. Aneka
Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kusno. 1986. Tata Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Rosda.
Nababan, Sri Utari Subiyakto. 1997. Metedologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia
Muslika. 2005. Menjadi Guru Propesional. Bandung: Rosdakarya.

Rusyana, Yus. 1984. Pusparagam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Ilmu.
Samsuri. 1985. Analisis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Sholiha,dkk. 2003. Beda Soal Uji  Kemahiran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat  Bahasa.

Suroso, dkk. 2006. Pernik-Pernik Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka.
Widjono. HS. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.



Glosarium
Discourse                                : wacana
Kohesif                                   : hubungan antara unsur ketentuan
Koherensif                              : hubungan timbal balik
Monolog                                  : percakapan dengan diri sendiri
Naratif                                     : bersifat menguraikan
Persuasif                                  : bersifat membujuk
Ekspositorik                            : bersifat pemaparan
Argumentatif                          : pendapat      


















You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "