Follow us

Asallamualikum, Wr.Wb terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga blog ini bermanfaat bagi anda sebagi pelajar atau mahasiswa yang membutuhkan materi pembelajaran. Penulis sadar masih banyak kekurangan dari semua ini, untuk itu mohon saran dan komentarnya agar penulis lebih baik lagi. Terima kasih, Ari Setiadi

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 26 Juli 2014

CERPEN. SURGA DI BAWAH TANAH

SUNGAI BAWAH TANAH



Sari dan sahabatnya Nuning berjalan terburu-buru. Sama seperti semua orang di desanya, pukul 5 pagi adalah waktunya untuk mengambil air ke danau yang berada di dekat Gunung Sewu. Desa Rena bernama desa Dadap Ayu yang berada di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
 “Kita harus cepat-cepat Na, air di telaga sudah surut, kayaknya akan kering lagi.” Ujar Nuning yang memiliki rambut keriting tebal serta dua gigi depan yang ompong.
“Iya, kata ibuku kemarin air di telaga hanya tinggal setinggi mata kaki.” Jawab Sari mengangguk setuju. “Mudah-mudahan saja hujan cepat turun, biar desa kita tidak kekeringan lagi.” Ungkap Sari penuh harap.
Di desa tempat Sari dan Nuning tinggal, hampir setiap tahun selalu dilanda bencana kekeringan jika hujan tidak turun lebih dari lima bulan. Itu dikarenakan daerah mereka dikelilingi pegunungan kapur yang tanahnya keras berbatu. Saat bencana kekeringan terjadi, semua warga di desanya harus berjuang keras untuk mendapatkan air, bahkan beberapa warga terpaksa mengambil sisa-sisa air telaga yang kotor demi memenuhi kebutuhan air sehari-hari untuk mandi, minum ternak, dan mencuci piring. Dan saat ini sudah hampir empat bulan lebih huajn tidak turun di desa mereka.
Setengah jam lebih berjalan akhirnya Sari dan Nuning sampai di dekat danau, warga desa lainnya sudah ramai di sisi telaga untuk mengisi jeligen air mereka. Namun Sari dan Nuning hanya bisa terdiam melihat air di danau yang ternyata sudah hampir habis, yang tersisa hanyalah air keruh kotor yang tidak layak untuk digunakan lagi.
            Sari dan Nuning saling memandang, mereka berarti harus berjalan lebih jauh untuk bisa mengambil air ke desa sebelah.
“Sepertinya tahun ini danau lebih cepat mengering…” Gumam Sari.
“Kita kayaknya harus mulai ngambil air ke Desa sebelah? Tapi kalau jalan kaki bisa satu jam lebih.” Tanya Nuning bingung.
 “Sebaiknya kita pulang saja lagi ke rumah, kalau harus mengambil air ke desa sebelah kita nanti bisa terlambat masuk sekolah.” Jawab Sari khawatir melihat matahari mulai meninggi.
            Keduanya pun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah dengan jeligen kosong. Sari berangkat ke sekolah setelah mandi dengan air seadanya yang tersisa di rumah,, untungnya ia tidak terlambat. Namun kelasnya sepi, hanya ada Nuning dan tiga orang teman lainnya di dalam kelas, teman-temannya kelasnya yang lain ternyata banyak yang tidak masuk karena harus mengambil air ke desa sebelah yang jauh akibat air di danau desa mereka yang tercemar. Pelajaran pertama pun berlangsung dengan lima orang murid saja, namun Sari tetap semangat mengikuti semua materi pembelajara yang diberikan oleh gurunya.
            Pulang sekolah Sari teringat pada Pak Mujo, teman ayahnya yang bekerja sebagai penembang batu kapur di kaki gunung sewu. Pak Mujo dulu sempat bercerita kepadanya bahwa ia pernah mendengar suara aliran sungai dari bawah tanah di dekat Goa Bribin yang ada Gunung Sewu, suara alirannya sangat deras dan terdengar nyata seperti suara aliran sungai di permukaan. Namun tentu saja cerita Pak Mujo itu hanya dianggap gurauan oleh Sari, karena mana mungkin ada sungai yang mengalir di bawah tanah? Namun kini Sari memutuskan untuk coba mencari tahu kebenaran cerita itu, kalau benar sungai bawah tanah itu ada, maka desanya tidak perlu lagi kesusahan akibat kekurangan air. Sari mengajak Nuning berangkat ke kawasan Gunung Sewu setelah makan siang.
Sesampainya di Gunung Sewu yang berbukit dan dipenuhi bebebatuan kapur, Sari dan Nuning langsung berjalan ke daerah dekat Goa Bribin, goa itu dikenal oleh seluruh warga desa, namun jarang ada orang yang berani memasukinya karena gelap dan menyeramkan. Sari membungkuk menempelkan telingannya ke tanah bebatuan, berusaha mendengar jika ada suara air mengalir, Nuning pun mengikutinya.
“Dengar sesuatu gak Ning?” Tanya Sari.
Nuning berkonsentrasi sejenak, tubuhnya menungging berusaha menempelkan telinga kanannya lebih kuat ke tanah, “He..he…aku hanya dengar suara kamu saja Na.” Jawab Nuning tersenyum menunjukan dua gigi ompongnya,
“Coba kita periksa di ujung sana dekat mulut goa, ayo pindah.” Ajak Sari bergegas.
            Keduanya melangkah ke mulut goa, namun tiba-tiba saja keduanya terpeleset di depan mulut goa yang licin, “AAAaaaaaaa!!!!” Teriak mereka bersamaan. Sari dan Nuning jatuh terperosok ke dalam goa yang gelap, meluncur ke bawah seperti sedang bermain perosotan. Keduanya berhenti di alntai goa yang datar. Sari memandang mulut goa yang tampak jauh di atas, mereka tidak mungkin memanjat dinding yang licin untuk mencapai mulut goa.
“Aku takut di sini gelap..” Ujar Nuning mulai meringis ketakutan.
“Tenang saja, kita pasti bisa temukan jalan keluar, tapi kita harus berjalan menyusuri goa ini.”
            Sari membantu Nuning untuk berdiri, keduanya pun mulai berjalan menyusuri goa yang gelap sambil berpegangan tangan. Tidak suara apa-apa yang terdengar, sunyi sekali. “NGIIKK!!!NGIIIIIIIKK!!!” Suara kelelawar yang berterbangan mengejutkan Sari dan Nuning, mereka langsung berlari ketakutan sambil meraba-raba dinding goa, “AAaaaa tolooong!!” Teriak Nuning keras-keras. Keduanya terus berlari dan berlari jauh meninggalkan kawanan kelelawar yang berterbangan. Sesaat kemudian keduanya berhenti karena kelelahan, nafas mereka terengah-engah. Namun Sari tiba-tiba mendengar suara lain yang sepertinya tidak jauh, ia berkonsentrasi mendengar, dan seketika yakin suara yang ia dengar adalah suara aliran air yang deras. Sari pun menarik tangan Nuning, bergegas berjalan ke arah suara itu berasal. Tidak lama ia menemukan lubang goa besar yang menuju ke bawah, tanpa rasa takut Sari pun turun, Ira terpaksa mengikutinya karena tidak berani ditinggal sendiri. Sesampainya di bawah mata Sari dan Nuning langsung berbinar memandang aliran sungai bawah tanah yang deras mengalir jauh tanpa ujung. Air itu sangat jernih, Sari tidak pernah melihat air sebanyak dan sejernih itu. “SUNGAI BAWAH TANAAAHHH!!!” Teriak Sari dan Nuning saling berpelukan dengan bahagia tak terkira. “SARI!!! SARIII!!!” Suara-suara memanggil tiba-tiba terdengar dari atas, Sari mengenal suara itu, itu adalah suara ayahnya. Sari pun segera membalas panggilan itu, tidak lama kemudian ayahnya turun ke bawah goa bersama beberapa warga desa lainnya, dan sontak saja mereka ikut terkejut melihat aliran sungai di bawah goa yang begitu jernih dan deras. Sari memeluk ayahnya yang tersenyum bangga kepadanya.
            Dua hari kemudian petugas dari kabupaten datang dengan peralatan lengkap untuk meneliti sungai bawah tanah yang baru ditemukan itu. Dari penelitian diketahui bahwa ternyata daerah desa Dadap Ayu yang di kelilingi pegunungan kapur merupakan daerah batu gamping atau karst yang bersifat porous, yaitu air hujan yang turun ke permukaan tanah langsung jatuh jauh melewati rekahan-rekahan lapisan batuan sehingga tidak memungkinkan terdapatnya air di permukaan. Air yang mengalir ke jauh di bawah permukaan tanah kemudian semakin bertambah banyak seiring waktu dan membentuk suatu aliran seperti halnya sungai di permukaan dengan melewati lorong-lorong goa yang membentuk sungai bawah tanah.
Pemerintah Provinsi Yogyakarta akhirnya memasang alat pemompa air di dalam goa yang mengalirkan air sungai bawah tanah ke rumah-rumah warga melalui pipa-pipa panjang. Sari sangat bahagia sekali kini desanya tidak akan kekeringan lagi. Warga desa pun berterima kasih pada Sari atas keberaniannya mencari sungai bawah tanah itu hingga menemukannya. 
 









                             












You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "