Follow us

Asallamualikum, Wr.Wb terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga blog ini bermanfaat bagi anda sebagi pelajar atau mahasiswa yang membutuhkan materi pembelajaran. Penulis sadar masih banyak kekurangan dari semua ini, untuk itu mohon saran dan komentarnya agar penulis lebih baik lagi. Terima kasih, Ari Setiadi

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 21 September 2013

CERPEN PERSABATAN 3 (Ade A)



KAU TETAP SAHABATKU
Karya  Ade Aryani



     Pagi itu sangat cerah, terlihat seorang anak laki-laki dan perempuan berkejaran di sekitar
 taman. Mereka adalah Gibran dan Namira, dua orang sahabat yang sejak dari kecil tidak bisa dipisahkan. Setiap hari mereka bersama, bahkan di sekolah teman-temannya menjuluki mereka dengan sebutan “Lem & Perangko” tetapi, Gibran dan Namira tidak menghiraukannya karena memang seperti itu kenyataannya.

“Gib.. ayo kejar aku haha” teriak Namira sambil terus berlari.  “Namira.. udahan dulu yuk aku capek” gerutu Gibran sambil duduk diatas rumput. Namira pun berhenti entah dimana sambil menertawakan sahabatnya Gibran. “Ahhh.. cemen kamu, masa baru segitu aja udah capek” ledek Namira. “Rese nih kamu” Omel Gibran. Namira terus\ menertawakan Gibran tanpa sadar dengan posisinya saat itu, dan tiba-tiba.... “BRUUUKKKKK!!” seketika itu Namira tergeletak tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir deras dari kepalanya.


“Namiraaaaa!!!” Gibran pun berteriak histeris melihat secara langsung kejadian tragis yang menimpa sahabat terbaiknya itu. Orang-orang disekitar lokasi kejadian pun seketika berlari dan langsung membawa Namira kerumah sakit.
     Satu bulan berlalu, Namira kini sadar dari komanya. Namun keadaannya saat ini sangat menyedihkan. Kini Namira tidak bisa melihat seperti waktu dulu. Matanya kini buta karena benturan yang sangat keras dikepalanya saat kecelakaan itu. Tetapi, keadaan Namira yang saat ini tidak sedikitpun berpengaruh pada Gibran. Gibran tetap menjadi sahabat Namira, bahkan sekarang dia lebih memperhatikannya.
     Setiap hari Gibran berkunjung ke rumah Namira, mengajaknya berjalan-jalan ke taman dan menceritakan kejadian setiap harinya disekolah. Namira kini terpaksa berhenti sekolah, memang sering Gibran menawarkan diri untuk menjaganya disekolah, tetapi dengan keadaannya yang seperti itu selalu jawaban tidak yang Namira berikan.

     Siang itu, Namira tengah duduk sendiri dibangku taman. Seperti biasa dia menunggu Gibran pulang sekolah dan menceritakan kejadian-kejadiannya disekolah. “Hey Namira..” sapa Gibran sambil menepuk pelan pundak Namira.      “Eh kamu udah pulang Gib?” tanya Namira sambil tersenyum. Tanpa menjawab pertanyaan Namira, Gibran pun menuntunnya berdiri dan duduk diatas rumput. “Tadi disekolah ada anak baru loh, namanya Salsa orangnya manis,  baik lagi” Gibran mulai bercerita. Entah kenapa Namira hanya diam, dia berpikir kalau Gibran menyukai anak yang bernama Salsa itu.

 “Hey.. kok ngelamun sih” teriak Gibran memecah keheningan. “Eh.. gak kok, terus gimana?” gelagap Namira. “Hehe, Nam kayaknya aku suka deh sama Salsa” balas Gibran.
“Kamu jahaaat Gib!!” teriak Namira yang tiba-tiba merusak suasana. Dia mencari-cari tongkatnya dan bergegas pergi meninggalkan Gibran.
“Gibran jahat! Aku pikir selama ini dia suka padaku. Ternyata dia lebih memilih orang lain dibanding aku! Lalu apa arti dari semua perhatian yang dia berikan selama ini padaku?!” pikir Namira dalam hati.

Tiga bulan berlalu, semenjak kejadian itu Namira tidak lagi bertemu dengan Gibran sahabat terbaiknya. Dia sangat menyesal telah membentaknya saat itu. Untuk itu setiap hari dia pergi ke taman, berharap Gibran datang dan menemuinya. Tapi, hasilnya tidak seperti apa yang Ia harapkan.
 “Kamu kemana Gib.. apa kamu marah sama aku? Atau kamu udah sama Salsa dan lupa sama aku? Atau kamu nyesel udah ngabisin waktu bersama gadis buta kayak aku?” ucap Namira bertubi-tubi dengan mata yang berkaca-kaca.    Tiba-tiba...
    “Namira..” panggil seseorang dibalakang sana. Namira bisa menebak, itu suara Mama nya. “Iya Mah, kenapa?” balas Namira. Namira bingung, tiba-tiba saja Ia merasa mendapat pelukan hangat dari Mama nya.
 “Mama kenapa, kok nangis sih?” tanya Namira kebingungan.
  “Sayang.. sebentar lagi kamu bisa melihat seperti dulu. Ada orang yang berbaik hati mendonorkan matanya untuk kamu, dan operasinya akan
dilakukan besok nak” jawab Mama. Namira senang, tetapi disisi lain dia juga  sedih. Mengapa operasinya harus berjalan besok, tak ada hari lainkah. Dia ingin menunggu Gibran dan memberitahu kabar gembira ini.

     Pagi itu di Rumah Sakit. Operasi Namira berjalan lancar. Saat ini waktunya membuka perban Namira. Terdengar jelas  suara gunting yang memotong perban ditelinga Namira.
    “Sekarang buka mata kamu pelan-pelan!” perintah Dokter. Namira mulai membuka matanya, awalnya memang semua terlihat kabur tetapi lama-kelamaan semuanya terlihat jelas.
    “Bagaimana sayang?”  tanya Mama. Jelas Mah.. jawab Namira sedikit bergetar.
    “Terimakasih Dokter” ucap Mama.
    “Sama-sama. Baiklah sekarang saya permisi keluar dulu” pamit Dokter lalu meninggalkan kamar rawat Namira.

     Namira tidak sabar ingin cepat-cepat keluar dan menikmati indahnya dunia. Tapi, dia penasaran dan ingin tau siapakah orang yang sangat berbaik hati mendonorkan matanya untuk Namira.
    “Mah, aku mau tanya siapa yang udah donorin matanya sama aku?” tanya Namira.
    “Emmm.. itu” jawab Mama gugup.
    “Siapa Mah?” tanya Namira lagi.
“Lebih baik kamu baca surat ini, oh iya Mama pergi keluar dulu yah, ada urusan sebentar” ucap Mama memberikan amplop putih polos dan bergegas meninggalkan Namira sendirian.
Namira mulai membuka amplop itu “Surat? Misterius sekali!” ucap Namira pelan. Namira mulai membaca surat itu..

Dear Namira,
Hai cantik, gimana? Seneng gak bisa ngeliat lagi? Seneng dong ya pastinya,hehe. Maafin aku ya cantik, udah bikin kamu kesel. Sebenernya gak ada cewek yang namanya Salsa. Aku Cuma ngebohongin kamu aja, aku pengen tau gimana reaksi kamu. Aku pengen tau, kamu jealous apa nggak.
    Karena jujur, aku suka sama kamu. Dari dulu aku mau nembak kamu, tapi aku gak berani bilang sama kamu hehe. Untuk itu, aku ngetes kamu. Maafin aku ya cantik, maaf banget.. Maaf juga harus ninggalin kamu sendiri dan gak bisa nemenin kamu ngeliat
 indahnya dunia. Waktu itu hujan turun deras banget, aku paksain buat kerumah kamu. Tapi, mungkin takdir berkata lain.
    Aku kecelakaan, aku ketabrak mobil tepat dimana waktu itu kamu kecelakaan juga. Dan kata Bunda, aku koma selama 3
 bulan. Huhhh.. alhamdulillah sekarang aku masih diberi kekuatan buat bangun dan nulis surat ini buat kamu. Haha.. ajaib kan? Iyadong Gibran gitu,hehe. Eh cantik, tulisannya beda ya? Rapi kan?
    Hehe ini Bunda yang nulisin. Aku gak bisa nulis, tangan aku diperban. Lucu deh kayak mumi,haha. Hmmm.. cantik aku pusing, pusing bangeeeeet! Rasanya pengen tidur lagi. Udah dulu ya, jagain mata aku tuh. Kalau nanti aku gak bangun lagi maafin aku ya? Dan yang perlu kamu tau aku sayang kamu. Aku seneng banget punya sahabat kayak kamu. Maafin aku ya cantik, selamanya kita tetap sahabat kan?

..Gibran Adhitya Pratama..



     Namira meremas surat yang Ia baca. Hatinya terasa sakit sekali, lebih sakit dari apapun. Air matanya sudah turun sejak tadi, sejak pertama
Ia membaca surat itu.
    “Kamu jahat Gib.. ninggalin aku sendiri” teriak Namira. Namira terus menangis dan menangis, betapa hancurnya perasaan Namira saat itu. Sahabatnya pergi meninggalkan Namira selamanya.
    “Makasih banyak Gib.. aku janji bakalan jagain mata kamu. Dan aku juga seneng banget punya sahabat kayak kamu. Tunggu aku yah, selamanya kau tetap sahabatku.

**TAMAT**
Identitas Penulis
Nama            : Ade Ayani
Alamat          : Cipongkor
Sekolah         : SMP Muslimin Cililin
Kelas             : IX


You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "