Follow us

Asallamualikum, Wr.Wb terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga blog ini bermanfaat bagi anda sebagi pelajar atau mahasiswa yang membutuhkan materi pembelajaran. Penulis sadar masih banyak kekurangan dari semua ini, untuk itu mohon saran dan komentarnya agar penulis lebih baik lagi. Terima kasih, Ari Setiadi

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 19 September 2013

CERPEN ISLAMI 2

SEBUAH JILBAB, SERIBU KEBAIKAN
Karya Tyaz Hastishita


     Zaman sekarang, dikota besar, dikota kecil, desa, kampung dan pedalaman yang sangat jauh, islam sudah dikenal sejak datangnya Nabi Muhammad saw yang membawa cahaya untuk para manusia yang jahiliah. Nabi Muhammad saw mewarisi kita akhlak mulianya,yang dibawa dari waktu kewaktu sampai sekarang. Beliau pun mengajar kita menutup aurat dan menjaga kehormatan masing-masing, menahan nafsu dan sebagainya. Ya, kata-kata itu aku dapat dari guru Pendidikan Agama Islam. Dia masih muda, umurnya masih sekitar dua puluhan. Dia mengajar sebagai guru pengganti sementara, karena guru yang biasa mengajar Pendidikan Agama Islam sedang melaksanan pekerjaannya diluar kota, jadi beliaulah yang menggantikan sementara.

     Tapi walau hanya sebentar, walau hanya beberapa bulan. Beliau berhasil menjadikan beberapa anak berubah. Yang tadi sifat dan sikap mereka begitu nakal dan susah dikendalikan, tiba-tiba menjadi anak yang sholeh, patuh dan berubah seratus delapan puluh derajat dari sifat aslinya. Termasuk aku. Beliau merubah pemikiranku tentang islam, membuatku mencintai islam, dan melaksanakan kewajibanku sebagai muslim.



Sebuah Jilbab, Seribu Kebaikan
Ceritanya dimulai dari sejak beliau datang kesekolahku…
“ Assalamualaikum. Selamat pagi anak-anak.” Ucapnya dengan senyuman manis.
Tepat saat panas yang terik, pelajaran terakhir membuat penat semua siswa didalam sekelasku. Apalagi waktu itu pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah pelajaran terakhir. Pelajaran ini membuat aku dan teman sekelasku mengantuk dan ingin cepat pulang, karena guru yang mengajar dikelasku hanya berbicara-bicara yang membuat kami mengantuk. Tapi disiang itu, guru yang biasa mengajar kami digantikan dengan seorang perempuan berpakaian tertutup dengan jilbab yang hampir menutup tubuh bagian atasnya. Wajahnya sangat bersih dan putih, jerawat, noda hitam atau keriput didaerah tertentu tidak nampak sama sekali, dia guru tercantik yang pernah kulihat.

Tak lama setelah memberi salam, beliau menaruh buku mengajarnya dan langsung berdiri memperkenalkan dirinya…
“ Assalamualaikum, anak-anak.” Ucapnya.
“ Walaikumsalam.” Sahut kami dengan serentak.
“ Perkenalkan nama ibu, Khadijah Muslimah. Ibu berasal dari universitas Kairo. Ibu mengajar disini menggantikan Pak Sholih sementara sampai beliau kembali mengajar. Jadi ada yang mau ditanyakan?” jelasnya dan langsung menyuruh kami bertanya.
Kami hanya diam, sepertinya kami agak canggung. Dia melihat kami yang diam seperti batu, dia pun tersenyum…
“ Ya sudah kalau tidak ada yang ditanyakan. Hari ini adalah hari pertama ibu mengajar, jadi pertemuan pertama kita games saja. Bagaimana?” tanya dengan ceria.
Wajahku dan teman-temanku berubah cerah, kami kegirangaan karena hari ini tidak ada materi. Tak lama beliau membagi kelompok sebanyak empat kelompok dan ketuanya adalah yang duduk paling depan. Karena aku duduk paling depan aku menjadi ketua kelompokku. Lalu guru baru dari Kairo ini menyuruh kami berdiri dan menyuruh kami keluar kelas. Setelah keluar kelas Bu Khadijah menjelaskan peraturan permainan kami siang ini. Kami bersorak “Setuju” dan langsung berpencar berdasarkan kelompok kami masing-masing…

Ditaman sekolah…
“ Saya bantu, Pak.” Ucapku sambil mengangkat pot buang yang lumayan berat.
Aku dan kelompokku berpencar mencari banyak senyum, aku bertemu dengan seorang Cleaning Service yang biasanya kulihat menyiram buang-buang ditaman sekolah. Aku pun menolong CS itu menaruh pot buang yang bakal disiramnya nanti…
Setelah itu…
“ Terima kasih, Nak.” Ucap Pak CS itu sambil tersenyum.

     Aku berhasil mendapatkan satu senyum. Aku pun langsung pamit diri dan menemui kelompokku. Ternyata setelah aku kesana, kelompokku sedang duduk bersantai dengan Bu Khadijah. Aku pun menghampiri mereka…
“ Kalian kenapa disini?” tanyaku dengan heran.
“ Sudah, istirahat dulu pasti capek mengangkat pot besar untuk mendapat satu senyum.” Ucap Bu Khadijah.
“ Tapi permainan belum selesai.” Sahutku.
Tiba-tiba salah satu anggotaku memotong pembicaraan…
“ Kata Bu Khadijah, setelah permainan ini nggak ada pemenangnya.” Ucap temanku itu.
“ Ha, yang betul. Cuma pemainan bikin capek aja. Percuma saja mendapat banyak senyum dari orang-orang kalau nantinya nggak ada pemenangnya. Bagaimana kalau yang curang? Mereka pasti bilang mereka yang terbanyaklah, inilah, itulah.” Ucapku dengan kesal.

Ibu Khadijah tersenyum menahan tawa…
“ Kamu lucu sekali, ibu masih ingat dulu pertama kali bermain permainan ini. Ibu juga sempat geram dan kesal dengan guru ibu. Dulu ibu dan anggota ibu sudah dapat banyak senyum, sudah menolong banyak orang, tapi ternyata tidak ada pemenangnya. Ibu kira permainan ini hanya membuang waktu dan sia-sia, tapi ibu salah…” jelasnya.
“ Apa ada maksud tertentu dari permainan ini?” tanya seorang temanku.
“ Didalam kitab suci Al-quran Allah berbicara melalui ayat-ayatnya…
Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah, 2:148)
Allah menyuruh kita dalam berbuat baik, malah harus berlomba-lomba melakukan kebaikan. Jadi permainan kita itu bertujuan untuk melatih diri kita untuk lomba-lomba dalam melakukan kebaikan.” Jelasnya dengan panjang lebar.
Kata-kata Bu Khadijah membuat hatiku bergetar, baru kali ini ada yang berceramah membuat hatiku bergetar seperti ini…
     Tak terasa kami berbincang-bincang dengan Bu Khadijah, bel pulang sekolah berbunyi. Bu Khadijah bergegas pamit diri, dia pun pergi dengan cepat…
Sepulang sekolah…

     Aku berjalan menuju rumahku melawati masjid yang berada didekat rumahku. Aku melihat masjid itu dipenuhi dengan ibu-ibu pengajian, tapi disana ada Bu Khajidah. Aku kaget, begitu cepat meninggalkan kelas hanya untuk pengajian. Bu Khadijah memang perempuan yang hebat. Aku tersenyum dan mendengar ceramah bertema menutup aurat…
“ Allah berkata disurah-Nya Al-Ahzab ayat lima puluh Sembilan
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “ Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampuan, Maha Penyayang. (QS. Al-Hazab 33:59).” Jelasnya didepan ibu-ibu pengajian itu.
Aku mendengar lagi ceramah Bu Khadijah yang sekali lagi membuat hatiku bergetar…

Sebulan Bu Khadijah mengajar…
“ Katanya Bu Khadijah sakit ya?” tanyaku kepada teman sebangkuku.
“ Iya katanya dia masuk rumah sakit tadi malam.” Ucapnya.
“ Kok, kamu tahu?” tanyaku.
“ Ayahku yang memeriksanya tadi malam.” Ucapnya lagi.
Terpikirlah aku menjenguk Bu Khadijah di rumah sakit…

Sorenya…
“ Selamat sore, Bu.” Ucapku dengan ceria.
Aku pun pergi kerumah sakit menjenguk Bu Khadijah…
“Ibu sakit apa?” tanyaku.
“ Tidak parah. Insya Allah besok lusa ibu sudah bisa mengajar lagi.” Ucap Bu Khadijah.
“ Syukurlah.” Ucapku dengan sambil tersenyum.

Aku dan Bu Khadijah berbincang-bincang lamanya sampai akhirnya azan sholat Maghrib.
“ Ayo sholat.” Ajak Bu Khadijah.
“ Bagaimana ibu sholat berdiri saja tidak bisa.” Ucapku.
“ Ibu bisa sholat sambil berbaring.” Ucapnya.
Aku dan Bu Khadijah sholat berjamaah. Dan aku berdoa untuk kesembuhan Bu Khadijah.

Keesokkan sorenya…
“ Lho, Bu Khadijah mana?” tanyaku didalam kamar yang sudah tidak ada pasiennya.
Lalu seorang suster menghampiriku dan membawa sebuah bingkisan.
“ Adik, yang kemarin ya. Bu Khadijah memberikan ini buat adik.” Ucapnya dengan ramah.

     Suster itu langsung keluar kamar itu, dan aku pun membuka bingkisan itu. Ternyata ada sebuah jilbab berwarna putih dan ada juga surat…
“ Jaga dirimu dan tutupi auratmu. Berbahagialah dengan menutup aurat serta berbuatlah kebaikan dimanapun dan kapanpun. Allah selalu ada disisi kamu.”
Membaca surat itu aku menitikkan air mata, entah kenapa aku begini sepertinya hatiku telah dibuka untuk bertaubat dan menutup auratku…
***

Seminggu kemudian…
     Hari-hari baru menyapaku, dulu aku dikenal dengan preman sekolah sekarang aku tampak cantik dan feminim memakai jilbab. Semua anak-anak dikelasku kaget ketika keesokkan harinya setelah Bu Khadijah memberikan sebuah jilbab, aku memakainya kesekolah. Dengan memakai jilbab ini aku ingin bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berbuat kebaikan dimana saja.
Dan setelah hari itu aku tidak pernah bertemu dengan Bu Khajidah, dia pun tidak mengajar atau berada dipengajian, tapi aku tahu Bu Khadijah pasti ada disuatu tempat. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Dialah malaikat yang diturun Allah untuk merubah akhlakku menjadi lebih baik lagi.

                                                                           TAMAT


CERPEN ROMANSA

KETIKA SEMUA HARUS BERAKHIR
Karya Dhesi



Mentari pagi datang dengan sinar cahaya yang begitu indah dan itu harus membangunkan Fhira dari tempat tidurnya.,
Di lihatnya jam weker kesayangan nya, itu hadiah ultah pemberian Bundanya, kerena kebiasaan buruk Fhira yang suka bangun kesiangan. Dilihat jam menunjukan pukul 08.00 Wib.

“mana handphone gue”?
“uda jam 8 lagi, bisa-bisa telat ne masuk kampus”.
Sambil mencari dimana handphonenya.

Astagfirullah!! (Ucapnya dengan nada sedikit keras)
“Gue lupa, kan diruang tamu, tadi malam gue charger,” ucapnya

Sambil berlari ke ruang tamu dan mencari handphone nya,
Ternyata Mymi telah menghubunginya berkali-kali,
Handphone berdering dan Mymi yang menelpon,

“kemana aja si Fhir? Gue telpon dari tadi ngga ada jawaban sedikit pun!
“jangan bilang Loe kesiangan lagi yach?

“maaf My, ea ne gue kesiangan,
Sekarang loe ada dimana?

“gue lagi dijalan mau menuju rumah loe..!”
Loe siap-siap yach?
Gue tunggu, loe ngga inget apa kalau hari ini ada Dosen baru, jadi kita harus berangkat lebih awal”

“ea ea., gue ingat!
Ok, gue siap-siap dulu ea.,.





     Dengan sedikit terburu-terburu Fhira lari untuk mandi.,

“tiiiiiiiinnnnnnn....
Bunyi klakson mobil Mymi, untuk menyuruh Fhira sedikit lebih cepat,
Tepat didepan gerbang rumah Fhira mobil Mymi parkir.
“lama banget ne nyonya muda dandan nya” gumam Mymi.,

Tepat disebelah Mymi duduk, ada Risti di sebelahnya.
“ngapaen aja si nyonya to, lama banget keluarnya, ngga tau apa da telat gini? Tanya Risti dengan nada Kesal kepada Mymi.
“ttiiiiiinnnnnn.,.
Bunyi klakson kedua mobil Mymi,.

.,.”ngga sabar banget si Ibu-ibu ne.,. Gumam Fhira

“ngga sarapan dulu Fhir?? “tanya Bunda Fhira.
“uda telat Bun, tu si Mymi ma Risti da nuggu Fhira.,.
“Fhira berangkat dulu ea Bun!
Sambil mencium tangan Bundanya, Fhira lari dengan tergesa-gesa menuju mobil Mymi.,

Ea Fhira yang manis tapi suka bangun telat.
“lama banget si Fhir??”
“ngapaen aja loe dikamar mandi!! Tanya Mymi
“Shoping ea Fhir?”
Sahut Risti .,
“da g usah banyak tanya!!”
Jawab Fhira sedikit kesal
Sedang Mymi dan Risti hanya tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya.,

Mobil melaju sedikit kencang, Mymi terpaksa melajukan mobil nya dengan cepat karena meraka sudah telat,.

Tiba di halaman kampus, Mymi mencari parkir mobil,
Karena parkir waktu itu padat semua.,.
“disitu My, dekat pohon mangga dekat perpustakaan tiu” kata Fhira.

Dengan cepat Mymi melaju ke arah yang dimaksud Fhira,
Ketika Mymi hendak membelok, tiba-tiba ada seorang cowok mengendarai Motor,
Cowok ini juga ingin parkir ditempat yang sama dengan Mymi,.
“eh, kalau jalan liat-liat dikit donk? Kan gue duluan yang mau parkir di sini! Tanya Risti dengan sedikit emosi,.
“ea neh kan kita duluan! Kata Mymi dan Fhira hampir bersamaan.
“maaf ea mbak-mbak yang manis., kayaknya gue duluan deh yang dapetin parkirnya” sahut cowok itu (sambil membuka helm nya)
“ngga bisa, enak aja loe!! Sahut Risti kesal.

Sedang Mymi dan Fhira turun dari mobil.
Mymi bisik Fhira “ganteng banget Fhir cowok ini”..
“huussstt, kamu ini. Ganteng apanya?? Sahut Fhira.

Uuppzz,.
“ok gue yang ngalah kata cowok tersebut.,
(dan pergi ninggalin Mymi, Fhira dan Risti)
“dasar cowok, kalau nggak dikerasin dikit nggak mau ngalah” ketus Risti,.

Risti memang gitu orang nya kalau liat cowok,.
Dia ge sebel yang namanya cowok,.
Karena sering dibuat sakit hati.,.
Risti yang supel yang sedikit cuek juga.

Sedang Mymi belum pernah ngerasain indahnya jatuh cinta.

Dalam hati, Mymi berkata “keren banget cowok tadi, kapan yeach bisa ketemu dia lagi?”
“uda-uda jangan ngelamun, cepat diparkirkan dulu mobil loe My da telat ne?? Kata Fhira membangunkan lamunan Mymi.,
“ea., bawel amat sii!!
Dengan cepat memarkirkan mobil,

Meraka langsung menuju ruangan..
“dari mana saja kalian, jam segini baru datang?? Tanya Dosen
Selalu saja kalian telat.,. ketusnya lagi,.

“maaf pak, jawab mereka pelan.,

Ea sudah, silahkan duduk., kata dosen
“kalian semua sudah tahu bahwa ada dosen baru dikampus kita,. Nah sekarang bapak perkenalkan kepada kalian dosen kita yang baru, kata Pak Hamdan.
“Pak Riki, sialhkan masuk, kata pak Hamdan,.

Dosen baru masuk dengan senyuman ramah,.
“selamat pagi.,. perkenalkan nama saya Riki, saya Dosen Tarbiyah di kampus ini. Kata pak Riki menerangkan.,

Perkenalan usai sudah dengan Dosen baru.,
“Hanya gara-gara dosen baru kita masuk pagi.,” kesal Risti
“eh, sahabatku, pulang kuliah enaknya kemana ea???” tanya Fhira mengawali pembicaraan.
“gmana kalau kita pergi ke taman tempat kita biasa ngumpul. Sekalian nenangin pikiran ne, da lama juga kita ngga jalan ke taman, Tanya nya lagi kepada Mymi dan Risti,.
“boleh juga!! Gimana menurut loe Ris? Sahut Mymi

Risti bukan ngejawab, eh malah melamun sambil menyandarkan tangan di dagunya.

“Woyy.,.
kata Fhira keras dan itu menyadarkan Risti dari lamunannya
“apaan sii loe!! Ea gue denger, nggak mesti buat jantung orang copot gini kali Fhir. Jawabnya sedikit kesal. (ge asyik ngenang mas Raka juga) gumamnya dalam hati.
“gimana gue nggak ngagetin loe, loe nya aja yang ngelamun gitu,, manknya ngelamunin apa she?? Tanya nya penasaran
“inget Raka ea?? Ledek Mymi
“apaan sii loe, sapa juga yang mikirin dia, jawab Risti
“uda ah jangan dibahas lagi, ea ud sekarang kita langsung ke taman aja, pinta Fhira.,
“shiipp, jawab mymi

Meraka langsung menuju taman kota tempat mereka ngumpul.,
Setiba disana,
‘gue pulang duluan ea ? pinta Risti
Tanpa sengaja Risti teringat kenangan saat bersama Raka, tepat disebuah danau kecil di pinggiran taman mereka sering ngabisin waktu berdua disana,.
Raka memutuskan untuk menikah dengan pilihan kedua orang tua nya. Dan itu membuat Risti begitu benci malihat cowok, bagaimana tidak ketika dia bener-bener mencintai seorang cowok disaat itu juga dia terluka karena cowok.

Tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya, dia pergi begitu saja,
Fhira mengejarnya dan menanyakan apa yang terjadi, kenapa dia ingin pulang begitu aja.
“loe kenapa Ris?? Tiba-tiba pengen pulang gini !! Sambil menarik tangan Risti
“gue nggak napa-napa kok, gue cuma pengen sendiri, sahutnya
“loe ada masalah Ris??
“loe nggak nganggep gue sama Mymi sahabat loe? Kalau ada masalah loe cerita ma kita,
“ngga apa-apa kok Fhir, kalian ngga usah khawatir gito ma gue, gue Cuma teringat ma Raka aja kok. Jawabnya sedih.

     Raka lagi Raka lagi, kita tau kalau loe sayang sama dia, tapi loe juga harus tau kalau sekarang dia uda jadi milik orang lain Ris, jadi karena dia loe jadi berubah gini kesemua cowok? Ngak semua cowok itu jahat Ris, loe ngga ngerasa kalau Dony itu suka sama loe? Dia rela ngorbanin apapun untuk loe??
Tapi loenya aja yang jahat banget sama dia, “ sambil memegang pudak Risti untuk ngejelasin kalau dugaan dia ke semua cowok itu salah.
“udalah Fhir, jangan bahas yang lain, gue lagi pengen sendiri aja dulu, gue belum bisa berima kenyataan kalau dia sejahat ini sama gue.,.

Tapi kenapa sii Fhir, kalau setiap gue mulai bener-bener sayang sama seseorang, dia selalu ninggalin gue, dulu kak Rio yang mutusin gue tanpa alasan yang jelas sekarang gue ditinggal menikah ma Raka,
Padahl gue takut kehilangan dia, tapi kenapa harus terjadi sama gue Fhir, kenapa??
Sambil memeluk Fhira,

Air mata pun menetes membasahi pipi mungil Risti,
Mymi yang tadinya hanya berdiri dekat mobil , ikut datang mengahampiri Risti dan Fhira.
“sudahlah Ris, jangan loe sesalin takdir yang sudah digariskan Allah kepada loe, mungkin dia bukan yang terbaik untuk loe dan Allah da nunjukin jalan untuk loe, tapi jangan loe kira semua cowok itu sama. Kalau itu dugaan loe, itu salah.
kata Mymi menjelaskan, dan sambil nenangin Risti sahabatnya.

Ea sudah, kalau loe maunya pulang, kita akan pulang sekarang, lagian ne uada mendung, kata Mymi.

setelah mengantar Risti pulang, Mymi dan Fhira pamit pulang.

Di dalam kamar yang berhiaskan kenangan sewaktu mereka bersama, Risti hanya mampu membanjirinya dengan air mata.
Dia ngga mampu berbuat apa untuk mampu melupakan segala tentang Raka.
****

Ditengah kesedihannya, handphone Risti berdering,
Ada inbox masuk dari Dony,
“apa bila cinta sudah tertutup”
“aku kan tetap mencoba untuk membukanya”
“cintaku bukan seperti pelangi di senja hari”
“yang datang dikala hujan datang”
“yang indah namun akan redup juga”
“cinta ini seperti jantung”
“yang berdetak setiap saat”

M’f kan aku yang telah lancang mencintai mu,.
Namun sungguh, aku sangat mencintaimu,.
Kan ku tunggu sampai hatimu terbuka untuk ku.,
“Dony”
“apaan she?? Kesal Risti
Kayak ngga ada kerjaan lagi deh.,

Begitu cueknya Risti sama cowok, namun Dony tak mudah menyerah untuk dapat
Cinta dari Risti, dia begitu mencintai nya, dia gadis supel yang dikenalnya sewaktu OSPEK pertama masuk kuliah.
Walau saat ini cintanya tak terbalas, namun dia yakin suatu saat ini, Risti akan membuka hati untuknya.
Entah berapa ratusan puisi yang dibuat dari hati Dony untuk Risti, namun tetap aja Risti masih bersikap diam untuknya.
Diam tanpa seribu alasan,,.

Sabtu pagi, Risti datang cepat dari biasanya, tiba di ruangan dia melihat sebuah kado yang dibungkus kertas berwarna biru dan diatasnya terdapat kertas..
“jika waktu adalah segalanya, ijinkan aku untuk selalu bersamanya”
“jika rindu adalah segalanya, ijinkan aku tak akan berpisah darinya”
“jika cinta adalah segalanya, tak akan pernah aku melepaskannya”
“ D A N”
“jika angin adalah segalanya, ijinkan aku untuk menyampaikan”
“bahwa aku sangat mencintainya”
“aku nggak akan lelah untuk bisa membuka hatimu untuk ku”
“tak pernah sedikitpun niat untuk ku mencoba melupakanmu”
“aku mohon, beri aku kesempatan untuk menghiasi hatimu yang penuh luka dan kebencian”
“hanya kamu dan Cuma kamu”

Risti hanya mampu terpaku melihat semua ini, semua yang telah dilakukan Dony untuknya, untuknya dan untuk membuka hatinya.
“apa yang telah gue lakuin, gue begitu jahat,.”
“gue nggak mentingin hati dan perasaan orang lain yang hanya buat gue” gumamnya di dalam hati kecilnya,..

Tiba-tiba handphone berdering,
Inbox masuk dari Dony,.
“aku tau kalau loe uda baca pesan yang gue kirim buat loe di atas meja loe,
“temui aku ditaman belakang kampus, aku menunggumu Ris, kalau kamu mau terima aku, buka isi kado biru itu dan pakailah apa yang ada didalamnya, tapi kalau hatimu bener-bener tertutup untukku, jangan dibuka kado itu dan kembalikan kepadaku,.”
“aku tunggu,.,,!!

     Membaca sms Dony, membuat hati Risti berdegup begitu kencang, dia ngga tau apa yang harus dia lakukan, disatu sisi dia benci cowok, tapi disatu sisi lagi, ada orang yang begitu mencintainya,.
Diam, dan bertanya dengan hatinya, “apa yang harus gue lakuin?
Akhirnya Risti memutuskan untuk datang menemui Dony ditaman belakang tanpa harus membuka kado tersebut.,.
“akhirnya loe datang untuk ku Ris” kata Dony
(tapi Dony melihat kado itu tak terbuka sedikitpun di tangan kanan Risti, apa ini jawaban untuk ku??) gumam Dony dalam hati.
Dia nggak membayangkan bagaimana jadinya kalau dia tanpa Risti,.

“ea, gue datang untuk loe Don.,” sahutnya
Tapi,.,.. kata Risti lagi
“sssttttt, loe nggak perlu jelasin semuanya Ris, gue tau jawabannya.,
“kalau loe jelasin itu hanya membuat luka dihatiku,.
“gue akan pergi, tapi loe harus tau kalau gue sangat mencintaimu”
“gue akan pergi ninggalin loe tanpa harus membuang sayang ini buat loe” kata Dony

Dan melangkah pergi meninggalkan Risti berdiam diri di tengah taman.
Hanya 10 langkah Dony berjalan,
“gue dateng untuk loe Don”
“gue baru tersadar dari lamunan tentang kebencian gue terhadap semua cowok”
“gue berfikir, semua cowok hanya bisa membuat luka dihati gue, tapi ternyata fikiran gue salah”
“gue kira gue hanya sendiri didunia ini”
“loe harus tau Don, gue mau loe menghiasi hari gue, dan gue mau kalau loe yang menjadi pengobat di hati yang tergores luka” ketus Risti

Dan Dony hanya berdiam, dia nggak menyangka ini kan terjadi.,
Tanpa berfikir panjang lagi dia berlari kembali menemui Risti.
“apa yang gue denger ini bukan suatu alasan yang terpaksa untuk loe ucapkan kan Ris?? Tanya nya dengan rasa tak percaya.,
“ini yang loe mau dan yang loe inginkan kan Don??
“ketulusan hatimu telah meruntuhkan jurang kebencianku”
“dan kini gue tersadar, aku ingin loe yang menjadi cahaya yang terang dan tak akan pernah redup walau waktu berakhir, dan menjadi kan hatiku indah yang tak akan pernah berubah walau apapun yang terjadi di antara kita” kata Risti meyakinkan Dony kalau ini adalah cinta.
“aku ingin Ris, aku ingin menjadi cahaya itu, cahaya yang selalu membuat hatimu tenang dan selalu menyinari mu” jawab Dony senang.

Tanpa mereka duga, hujan turun mewarnai kisah pertama mereka, tapi mereka tak mengiraukan hujan, mereka senang kalau hujan yang menyaksikan cinta mereka berdua.
“ttiiiiinnnnn....
“tttiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnn..

Bunyi klakson mobil Mymi yang berada nggak jauh dari Risti dan Dony, ada Fhira juga di sebelah Mymi.,
“ciyeee ciyeee yang baru jadian,.,
“ampe nggak terasa hujan turun, ledek Mymi
“apaan sii loe My, nggangu suasana aja loe., (masih saling menatap Dony yang berada di depannya)
“sekarang sahabat gue sudah jadi Risti yang gue kenal dulu” ledek Fhira
“kenapa sii kalian, gue kan masih tetep kayak gini, da cabut sono” kata Risti.
“ok ok,. Gue pun nggak mau ngerusak suana kalian” jawab Mymi, dan menghidupkan mobilnya.
“sekarang apa yang igin loe lakuin Ris?? Tanya Dony
“gue nggak ingin apa-apa don, gue mau pulang, loe nggak nyadar apa kalau ne hujan” jawab Risti
“hmmmm, sahut Dony sambil tersenyum kecil
“kalau loe barsama gue, badai pun nggak akan terasa kalau menimpa gue” gombal Dony
“loe ini ada-ada aja” kata Risti malu,

mereka pulang, kali ini Dony yang nganterin Risti pulang,
sampai dirumah, Risti langsung menuju kamarnya, dan mengganti pakaian yang basah karena hujan.,
dia terduduk disudut tempat tidur dan memegang foto Raka,
“gue da dapetein pengganti loe, maaf Ka, karena gue nggak bisa tepati janji gue ke loe, yang selalu mencintai loe ampe kapan pun karena keadaan kita sudah berbeda,.” Ucapnya.,

Tak berapa lama, handphone Risti berdering, inbox masuk dari Dony.
“gue da sampai ne dirumah Ris,. Aku ingin semua ini menjadi kisah yang terindah untuk kita”

Risti hanya mampu diam, tanpa membalas inbox Dony.,
****

Mereka lalui hari dengan indah, kini Risti berangkat kampus selalu di jemput Dony,
Dony selalu perhatian ke Risti, selalu beri kejutan buat Risti.
Betapa bahagianya Risti mendapatkan pengganti Raka seperti Dony.

Hari berganti hari, namun kisah cinta mereka selalu indah,.
Sampai sewaktu minggu pagi tiba,

Dony nelpon Risti.
“Ris, jalan ke taman yuk??” pinta Dony
“jam berapa Don,”tanya Risti
“kira-kira jam 8 malam ea??
“ok Don, gue tunggu yeach!!! Jawab nya dan menutup telepon nya,

Sampai waktu yang ditunngu tiba.,
Pukul 8 tepat Dony sudah berada didepan rumah Risti, setelah berpamitan mereka akhirnya menuju tempat yang dimaksud.,
Tapi, sebelum turun dari motor,Dony menutup ,mata Risti.,
“ini apaan sii Don, pake acara tutup mata??” tanya nya penasaran
“sudah tenang aja Ris, ada kejutan sedikit untuk mu” kata Dony menjelaskan

Sambil berjalan perlahan dan sambil menuntun Risti yang tertutup matanya,
“akhirnya kita sampai juga Ris! Kata Dony
“boleh di buka nggak ne matanya” pinta Risti
“boleh Ris” kata Dony perlahan

Saat membuka mata,
Betapa terkejutnya Risti melihat kejutan apa yang diberikan Dony untuknya.,
Terdapat lilin indah yang menyala terang yang bertuliskan “I LOVE TOU”
betapa bahagianya Risti melihatnya.,.
“ya ampun Don, indah banget”
“loe buat sendiri untuk gue” tanya Risti sedikit nggak percaya
“iya Ris, ne gue sendiri yang buat dan ini semua Cuma buat loe” jawabnya meyakinkan Risti
“aku ingin seperti lilin yang rela meleleh hanya untuk menerangi loe, tapi cinta gue ke loe nggak seperti lilin yang bisa meleleh”
“loe ini bisa aja”
“tapi beneran Don, ini indah banget bagi gue”
“apa loe nggak tau kalau hari ini adalah hari jadian kita yang sebulan” tanya Dony
“yeach ampun, kita uda satu bulan ea Don” jawab Risti, jadi ini untuk kita yang ke 1 bulan??
“ea Ris, ne untuk kita !! jawab Dony lagi,

Tiba-tiba Dony ngeluarin sesuatu yang ada di saku bajunya.,
“Ris, gue ingin ngasih sesuatu buat loe”
“apa itu Don” tanya Risti penasaran
“aku ingin loe makai ini setiap saat, dimana loe berada, dan apapun alasan loe, loe nggak boleh lepasin”pinta Dony

Dan Dony ngeluarin cincin itu dari kotak cincin.
“aku ingin suatu saat nanti entah itu kapan, aku akan memasangkan cincin ini didepan kedua orang tua loe dan didepan semua orang., dan gue ingin berteriak kalau gue sayang loe, kalau gue butuh loe dan gue ingin hanya loe yang terakhir buat gue” kata Dony
“gue juga Don, dan gue juga ingin kalau loe yang terakhir” sahut Risti

Mereka menghabiskan malam dengan duduk di tengah lilin yang masih menyala dengan indahnya di gelapnya malam.
“Ris.,! Dony memanggil Risti pelan
“ea Don, ada apa?? Jawabnya
“aku ingin malam ini panjang Ris, aku masih disini bersama mu, aku nggak ingin pagi datang dan menggantikan malam yang begitu indah buat aku., aku janji Ris, aku akan selalu jagain loe, aku akan selalu ada disamping loe, aku selalu dan untuk loe selamanya.,
“janji?? Kaya risti sambil mengangkat kelingking kanan nya ke arah Dony

Janji” dan Dony mengikatkan kelingkingnya.,
“Makasih ea Don” semoga cinta ini tak akan pernah mati untuk selamanya.,
“Ris, gue boleh minta sesuatu nggak dari loe?
“apa itu Don??”
Aku ingin kau menutup mata loe, dan mencoba meraba wajah gue, aku ingin loe selalu inget tentang gue” pinta Dony.,

Risti pun melakukan apa yang di ucapkan Dony,.
Sambil menutup mata, Risti meraba wajah Dony,
Matanya, hidung nya, bibir nya dan pipinya,.
Meraba dengan penuh perasaan, dam perlahan Risti membuka mata.,
“alasan apa Don sehingga loe minta gue lakuin ini,.”
“aku Cuma ingin jika suatu saat nanti kita perpisah loe kan selalu inget wajah gue,. Makasih ea Ris , loe mau melakukannya buat aku.,
“tanpa harus melakukannya wajah loe kan selalu gue inget” ucap Risti

Tanpa terasa saat mereka sedang asyik menikmati malam yang indah bagi mereka, petir menyambar pertanda hujan datang.,
“Don, hari da mau hujan ne., kita pulang sekarang yeah. Pinta Risti
“baiklah, kita pulang sekarang” jawab Dony

      Ketika mereka di perjalanan pulang, tanpa mereka duga ada pengendara mobil melintas dengan kecepatan tinggi, si pengendara dalam keadaan mabuk berat,
Dony yang mencoba mengendalikan motornya ternyata tak mampu.
“awaaaaaaaaasss Donn, teriak Risti.
“Brraakkkkkk !!!

Kecelakaan tak terhindarkan, Risti terpentak di pinggir jalan dan mengalami luka yang cukup serius di kepala, sedang Dony terjatuh dibadan jalan yang akhirnya tertabrak mobil, Risti berlari mendekati Dony yang bersimbah penuh darah,
“Dony, Don” sambil memangku kekasihnya
“Don, loe harus kuat Don, loe harus kuat, untuk gue Don, dan demi cinta kita, “ teriak Risti
air mata menetes sudah mengenai pipi Dony,
“maafin aku Ris, aku nggak bisa tepati janji gue yang akan selau jagain loe,” kata Dony perlahan.
“loe jangan sedih,” sambil menghapus air mata Risti
“gue nggak mau lihat air mata loe jatuh karena gue,.
“gue tetep sayang loe ris, cinta ini kan aku bawa sampai aku mati” ucap Dony

Akhirnya Dony menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Risti.
“Don bangun Don, bangun, mana janji loe yang untuk selalu ada untuk gue, yang akan selau jagain gue,” teriak Riati sambil menggoyangkan badan Dony.,

Isakan tangis Risti tak mampu lagi berhenti.,.
“Doonnnyyyyyy.,.” teriak Risti
*****

Takdir berkata lain untuk cinta Risti dan Dony
Dony meninggal, dan dia meninggalkan sejuta kenangan di hati Risti.

Saat dipemakaman, Risti hanya bisa menangis.,
“kenapa Don, kenapa ini harus terjadi dengan kita, kenapa harus kita Don, ketika gue takut kehilangan loe, tapi malah loe yang ninggalin gue di sini sendiri.,” tangisnya
“udalah Ris, mungkin ini sudah takdir,” kata Mymi menenangkan hati sahabatnya.,
“tapi kenapa My harus aku yang ngerasain kepahitan ini, kenapa??
“mungkin ini kehendak Allah Ris,. Jawab Mymi.,
“sudahlah Ris, mari kita pulang, hari sudah hampir sore ne? Ajak Fhira sambil mengaangkat pundak Risti untuk berdiri.

Mereka akhirnya pulang dengan kesedihan Risti yang begitu terluka atas kejadian ini.,
Setelah mengantar Risti pulang, Mymi dan Fhira pamit pulang.

Sedang Risti masuk kekamar,.
“kenapa Don, loe harus pergi ninggalin gue,” sambil memegangi foto mereka berdua sewaktu ditaman,.
“dulu loe sering kirimin gue puisi, tapi sekarang gue nggak bisa baca puisi dari loe lagi.
Begitu banyak tumpukan puisi yang dikumpulkan Risti di salah satu box kesayangannya .,
Kado yang sering diberi Dony juga dikumpulkan Risti.,

Risti teringat waktu Dony meminta dia untuk meraba wajahnya agar dia selalu ingat dengan Dony.,.
“apa ini jawaban yang pernah loe ucapkan Don? Apa itu pertanda buat loe ninggalin gue??

Risti mencoba kembali mengingat raut wajah Dony dan dia meraba foto Dony,.
Ketika dia meraba foto Dony, air mata Risti menetes perlahan, kesedihan yang begitu mendalam yang dirasakan Risti.

Dulu dia harus kehilangan Raka, sekarang dia harus kehilangan Dony.
“mengapa ini harus tejadi?? Teriaknya dan menghancurkan isi kamarnya.
“kenapa semua ini harus berakhir Don??
******

Hari berganti hari, bulan pun berganti bulan bahkan tahun berganti tahun.,
Namun Risti masih berdiam dan tanpa ada rasa untuk mencari pengganti Dony.,
Dia ingin menepati janjinya ke Dony untuk selalu mencintainya sampai kapan pun.

Setiap bulan dimana mereka jadian, Risti selalu datang ke makam Dony dan mambawa lilin yang pernah di buatkan Dony untuknya.
“ku harap loe inget Don, dimana saat kita menghabiskan malam ditengah indahnya cahaya lilin cinta kita” kata Risti
“sampai saat ini hanya loe yang ada dihatiku Don,”
“loe liat cincin ini Don, cincin ini masih gue pakai Don,” aku akan menjaga cinta kita

Hingga Risti berumur 50 tahun, Risti masih sendiri, tiada yang lain dihatinya selain Dony, cinta dia abadi untuk Dony, nggak ada yang bisa menggantikan Dony di hatinya.,
“cinta ku kan abadi untuk mu selamanya”
“tak ada yang mampu menggantikan mu di hatiku,.
“Hanya kamu dan Cuma kamu”

Risti menulis kembali puisi yang pernah di kirim Dony untuknya.

Kan kau buktiin ke loe dan kesemua orang kalau loe yang terakhir buat gue..



TAMAT








CERPEN PERSAHABATAN

SAHABAT SELAMANYA
Karya Monica Sucianto



     Disana terlihat dua orang anak perempuan yang kelihatan bahagia. Mereka tertawa dan bercanda berdua. Ternyata mereka berdua adalah sahabat. Mereka berdua mernama Adell dan Airin. Mereka takkan terpisahkan. Adell dan airin sudah saling kenal sejak kecil. Mereka berdua tdk pernah terpisah. Mereka sekelas bahkan satu bangku.

Pagi harinya di sekolah…
“Rin……” sapa Adell. Tapi yang biasanya mereka sangat akrab, sekarang berubah terbalik. Airin tidak menjawab sapaan Adell. Dia hanya pergi menjauh dari Adell sambil merintih seperti menangisi sesuatu. Adell sangat bingung, airin adalah sahabat nya tapi mengapa dia berubah menjauhi Adell.





     Dikelas mereka berdua hanya diam diaman. Airin hanya memandangi wajah Adel dengan mata yang berkaca kaca. Saat Adell menyapanya, dia hanya meneteskan air mata. Dia gak mau bicara apa masalah nya, padahan Adell itu sahabatnya. Hingga suatu hari bangku Airin kosong, dia pindah ke bangku dipojok kelas yang jauh Dari Adell. Apa yang terjadi dengan nya?. Dia bukan Airin yang seperti biasanya.
Apakah Airin marah pada Adel?. Tapi gak mungkin. Soalnya Adel itu sahabatnya. Adell gak mau sahabat satu satunya pergi.
Adell takut Airin arah padanya. Adelpun meletakkan secarik surat kecil di depan rumah Airin. Surat itu tertulis…….
Airin….. kamu marah ya sama aku. Kalo aku salah bilang aja aku bakal minta maaf sama kamu. Sorry ya sebagai sahabat aku gak bias jadi seperti yang kamu inginkan. Kalo kamu udah gak mau jadi sahabatku lagi aku gak bakal marah, tapi hati kecilku ini tetap sedih kalo kamu gak mau jadi sahabatku lagi. Kuharap kamu cepat membalasnya

Dari Adell
Adell selalu memeriksa kotak surat di depan rumah nya, berharap ada surat balasan dari Airin. Tapi hasilnya selalu nihil. Gak ada satu surat pun di kotak surat tua itu. Adell sudah tak sanggup menunggu lagi. Dimalam yang dingin ini dia langsung berjalan cepat menuju rumah Airin. Adell tak bisa berhenti sebelum sampai di rumah Airin. Tiba tiba langkah nya berhenti mendadak tepat di tujun nya, rumah Airin. Adell melihat Airin sedang menangis di depan jendela sambil memegang surat dari Adell. Disitu terlihat Adell kebingungan, kenapa Airin nangis baca surat dari Adell???.
“Airin……..”teriak Adell dari depan rumah Airin. Tapi disitu Airin malah pergi. Dan tak terlihat lagi Airin di depan jendela. Adell pun pergi dengan langkah pelannya dan sekali kali menoleh ke belakang mengharapkan Airin keluar dari rumah nya.

    Keesokan harinya, di papan absen tertulis nama “Airin”. Adell pun menoleh kearah bangku Airin yang jauh darinya. Ternyata benar, Airin gak masuk. Sekarang di hari hari Adell udah gak ada canda dan tawa lagi bersama Airin. Mungkin Airin “udah punya sahabat yang lebih baik dari ku”pikir Adell.
Adell sangat tidak bersemangat melangkah pulang kerumah nya. Biasanya Adell pulang sama Airin. Sekarang Adell hanya sendrian. Disitu terlihat Adell sudah hampir meneteskan air mata kesepian.
Sesampainya di rumah, Adell melihat ada surat di dalam kotak surat depam rumahnya. Adell pun membuka kotak surat tua itu perlahan lahan, dan mengambil surat di dalam nya. Disitu Adell sangat terkejut, itu surat dari Airin.

Surat itu tertulis……
Maaf ya Dell, Aku bukan gak mau jadi sahabat kamu lagi. Cuma setiap aku ngeliat kamu, rasanya pengen nangis. Aku bakal pergi ke luar kota. Aku sedih setiap ngeliat kamu, soalnya kita bakal berpisah lama. Mungkin kalo sudah satu tahun aku pergi kamu bias jemput sku di bandara, itu juga kalo kamu gak lupa sama aku. Bentar lagi aku mau berangkat ke bandara, selamat tinggal

Dari Airin
Belum sempat Adell ganti baju, Adell langsung lari ke rumah Airin. Adell lihat, rumah Airin kosang. Tiba tiba terdengat suara mobil. Suara mobil itu terdengar dari garasi Airin. Tiba tiba mobil Airin keluar dari garasi dan didalam nya ada Airin yang melambaikan tangan pada Adell. “Selamat tinggal Adell, semoga satu tahun kedepan kita masih bias bertemu” teriak Airin semakin mengecil.
Semejak itu Adell sering terlihat menyendiri. Adell terlihat kesepian tanpa Airin yang biasa menemani nya. Adell tak sabar satu tahun berlalu. Hingga penantiannya pun tercapai. Sudah satu tahun berlalu. Tidak lupa Adall segera menuju bandara. Adell terus menunggu tanpa ada kata lelah. Waktupun terus berjalan, sudah dua puluh empat jam Adell menunggu, tapi gak ada tenda tanda dari Airin.
Keluarga Adell udah kebingungan mencari Adell. Semua tempat kesukaan Adell udah di cari, tapi Adell tetap gak ketemu. Orang tua Adell gak berfikir mencari Adell ke bandara.

     Tiga hari tiga malan Adell menunggu. Hingga Akhirnya Adell putus asa. “mungkin Airin udah gak mau kembali lagi” pikir Adell. Dengan langkah kecilnya Adell pun mencoba berjalan pulang. Dengan sedikit tenaga yang Adell miliki, akhirnya Adell bias pulang. Adell langsung disambut senang oleh keluarganya.
“Sayang… kamu kemana aja? Kok gak pulang pulang?? Mama ambilin teh ya??” Tanya mama bertubi tubi. Adell hanya bias menganggukkan kepala. Beberapa menit kemudian mama datang dengan memegang secangkir teh. Tapi, tiba tiba teh itu terjatuh. Disitu Adell sudah tergeletak di lantai. “sayang….sayang bangun kamu kenapa?”ucap mama kebingungan. Ternyata Adell udah gak ada. “Adell jangan tinggalin mama, mama sayang Adell”teriak mama sambil menetaskan air mata.

     Adell pun di makamkan di sebelah makam mewah. “selamat tinggal ya sayang, semoga kamu tetap inget sama mama. Mama tetap doain kamu, mama bekal terus sayang kamu walau gak bias mama ucapkan langsung di depan mu mama tetap selalu ada buat kamu sayang GOOD BYE FOREVER” ucap mama di depan makan Adell. Ternyata makam meweh di sebelah makam Adell itu………. Makam Airin. Airin sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Gak ada yang bisa ngabarin Adell soalnya semua keluarga Airin tewas dalam kecelakaan pesawat itu. Walau begitu mereka tetap Abadi menjadi sahabat walau gak dibumi lagi.

                                                                     **TAMAT**


CERPEN REMAJA

AKU MENYESAL
Monica Sucianto



“Yang bener Ren, kamu mau pergi selama 6 bulanke Kanada?”tanyaku.
“iya……….”jawab Rendi.
“Tapi kita kan baru jadian”kataku.
“Aku tau, tapi gimana lagi, kamu ngertiin aku donk”jawab Rendi.
“Aku kan gak bisa sendirian tanpa kamu Ren”saut ku sambil menundukkan kepala
“ya udah tar aku usahain biar pulang nya lebih cepat”kata Rendi tersenyum.
“Janji ya? Kamu juga jangan ngelupain aku”Kataku sedikit bercanda.
“aku janji gak bakal ngelupain kamu” ucap Rendi sambil tersenyum.
Rendi pun pergi, aku harap Rendi gak ngelupain aku. Aslinya aku gak bisa ngelepasin dia. Tapi itu keinginan nya sendiri. Yang penting aku gak mau bikin dia sedih. Aku gak sanggup ngeliat kepergiannya. Aku tau setelah kepergiannya aku bakal kesepian.
Aku bakal sabar. Aku gak bakal putus asa buat nungguin dia. Aku akan terus menunggu, menunggu dan menunggu. Aku akan terus sabar demi Rendi.
        
       Aku kesepian, sendiri, hampa tanpanya. Semoga kamu masih inget aku. Semoga nanti kamu bisa menghargai penantian panjangku ini. Aku tak sanggup lagi, aku mulai meneteskan air mata menanti hari demi hari berlalu.
Aku sangat mengharapkan kamu di sini. Disini bersamaku. Aku ingin ini penantian terakhirku. Aku tidak ingin menanti lagi. Aku ingin terus bersamanya di sini.



     Hingga suatu hari penantian panjangku berbuah manis. Rendi sms aku yang tertulis………
Keyla, kamu gak usah sedih lagi. Aku gak pengen ngeliat kamu meneteskan air mata. Aku tau aku udah bikin kamu sedih. Keyla, aku bakal kembali buat kamu. Tar malam jemput aku di bandara ya.
Aku sangat senang. Akhirnya penantian panjangku ini berakhir. Aku senang kamu kembali Ren, aku pikir kamu gak mau kembali lagi bersamaku di sini.
Saat malam menjelang, aku menuju bandara untuk menjemput Rendi yang dari dulu kun nanti nanti. Di bandara aku gak bisa menemukan Rendi. Disana sangat ramai. Aku harap aku bisa cepat bertemu dengan nya. Namun, aku mulai lelah, aku mulai putus asa menantinya. Hingga jarum pendek hampir menunjuk angka dua belas. Aku pun kembali tanpa Rendi bersamaku. Aku sangat sedih. Mungkin Rendi tidak mau kembali. Rendi lebih memilih disana dari ada di sini bersamaku.

     Keesokan harinya aku pun bersekolah dengan wajah pucat bertabur kesedihan. Aku tau disana memang enak, tapi apa Rendi gak memilih disini bersamaku. Aku terkejut melihat rendi ada di sekolah, Aku senang tapi kesenangan itu berlalu saat aku melihatnya bersama perempuan lain. Dia telah melupakanku, dia telah mengingkari janjinga. Aku benci kamu Ren. Kamu pergi untuk perempuan lain. Aku pun mendekati mereka berdua……
“ku benci kamu Ren, kamu pergi Cuma untuk dia” ucapku sambil menunjuk wanita yang gak jelas asal usul nya itu.
“Aku gak mau ketemu kamu lagi aku benci benci benci kamu Ren”Kata ku sambil meninggalkan Rendi
“Keyla, tunggu aku bisa jelansin ini semua” saut Rendi.
tapi aku tidak mendengarkan nya, aku hanya pergi menjauh dari nya.
Aku benci kamu Ren, aku sudah menantimu hingga satu semester. Tapi kamu tidak memikirkanku sama sekali. Kamu hanya memikirkan wanita itu, wanita yang gak jelas itu. Aku gak sekedar marah, aku melebihi benci sama kamu Ren.
Hari hariku menjadi sepi. Sepi tanpanya. Tapi Rendi sudah gak memikirkan ku lagi, jadi gak berguna memikirkan nya terus menerus. Jika dia tidak pergi meninggalkanku, semua ini gak bakal terjadi.

     Walau dia memanggilku, memohon ataupun meminta maaf aku gak bakal menghraukannya. Dia sudah terlanjur membuat sayatan besar di hatiku.
“Aku minta maaf Key”ucap Rendi
“ini bukan tentang matematika yang bisa di hitung, ataupun tenang hukum yang bisa di bayar dengan uang. Ini tentang cinta Ren. Aku benci kamu”Jawab ku panjang lebar sambil mulai meninggalkan nya.
Walau kamu memohon sampai bersujud di depanku aku tetap tidak bisa memaafkanmu Ren. Kamu sudah terlanjur membuat luka yang sangat perih.

     Di hari yang sepi ini aku melihat secarik surat yang tertulis” dari Rendi”Baru membaca namanya saja, aku langsung merasa sangat benci. Aku langsung merubek robek surat darinya tanpa aku baca satu katapun.
Aku kesepian membayangkan masa masa dulu ku bersamanya. Aku pasti bahagia jika semua ini tak terjadi. Aku rindu padamu Ren .Di renunganku itu tiba tiba aku melihat robekan kertas yang tertulis……

     Aku minta maaf ya Key. Masalah perempuan itu…… dia saudara jauhku. Aku juga minta maaf sudah buat kamu sakit. Sekarang aku udah gak ada di dekat mu. Mungkin Kamu lebih senang jika tidak bersamaku yang selalu menyakitimu, membuatmu marah. Aku juga sedih berpisah jauh denganmu, dan gak tau kita akan bertemu kembali atau tidak. Aku udah pergi jauh, sangat jauh darimu. GOOD BYE FOREVER Keyla. Aku sayang kamu. Kamu akan selalu ada di mimpiku, di ingatanku, dan di hatiku.
Aku sangat menyesal kenapa aku tidak mendengarkan penjelasannya. Dan juga kenapa aku robek surat darinya. Aku rindu kamu Ren. Aku sayang kamu. Walau aku gak tau kamu dimana dan kamu gak bakal bisa ketemun aku. Aku tetap inget dan sayang kamu kok. Dan aku harap kamu juga ingat dan sayang aku di sana.

I LOVE YOU RENDI
“SEMOGA SUATU HARI NANTI KITA BISA BERTEMU KEMBALI”



CERPEN KELUARGA

DERA, TETAPLAH MENJADI MENTARI, YA??
 Syaffa Taqiyyah


     Aku benci kakak. Aku sangat membenci kakakku. Mengingat wajahnya saja, amarah langsung terpercik di hatiku. Mataku langsung terasa perih. Karena amarah yang kerap kali membuatku menangis. Aku melihat ke bawah, genangan darah mengalir dari kakiku. Karena bingkai yang aku lemparkan, hancur berkeping-keping. Menyisakan sisa kepingan kaca yang berbahaya,
yang dengan mudahnya aku injak agar segera hancur menjadi debu.
                                                                                            ***

     Hari ini mendung. Aku berjalan dengan langkah gontai menuju gerbang sekolah. Seratus meter lagi. Dan aku harus kembali menghadapi bayang-bayang kakak yang seolah-olah terus mengikutiku. Dimanapun, kapanpun. Aku merasa, bayangan itu selalu ada. Menghantuiku. Aku menatap langit. Gelap. Kelabu. Seperti suasana hatiku saat ini. Namun hal itu sedikit menghiburku. Bukankah tandanya alam bersimpati padaku dengan menyesuaikan cuaca hari ini?





     Tetesan air jatuh menimpa kepalaku. Satu tetes. Dua tetes. Tiga tetes. Aku menghitung jumlah butiran air di telapak tanganku. Kemudian menengadah melihat langit. Begitu kelabu, hampir hitam. Tetesan air mulai membasahi wajahku. Di sekitarku, sudah banyak orang yang berlari guna menghindari hujan. Namun, aku diam. Memilih untuk berjalan lambat-lambat. Berharap tetesan air mataku dapat membaur dengan tetesan hujan.

     Tepat saat bel berbunyi, aku sampai di dalam sekolah. Suasana begitu ramai. Hujan, selalu membuat banyak orang tepat waktu. Namun, kakak begitu menyukai hujan. Kakak menyukai aroma udara setelah hujan. Karena itu, aku benci. Aku benci hujan. Aku membenci apapun yang disukai kakak.
Aku melihat keadaan. Semua orang tampak basah, tapi tidak ada yang sepenuhnya basah seperti aku. Aku melihat pantulan diriku di pintu kaca sekolah. Menyedihkan. Seorang anak perempuan kurus dengan muka pucat pasi. Pakaiannya basah kuyup pula. Mulai dari ujung kepala, sampai ke ujung kaki. Tiba-tiba, rasa sakit menghantam kepalaku. Perlahan, pandanganku mulai mengabur. Titik-titik hitam menari-nari di pandanganku.
                                                                                        ***

       Segalanya tampak putih. Dimana ini? Aku segera bangun, tapi lagi-lagi rasa sakit seolah-olah mencengkram kepalaku, hingga aku terjatuh lagi. Aku meneliti keadaan. Bau obat, begitu kental di penciumanku. Perutku terasa teraduk-aduk. Bau ini, selalu mengingatkanku akan kakak. Amarah segera terbit di kepalaku. Tanpa menghiraukan rasa sakit, aku berlari keluar ruangan, dan jatuh tersungkur di lorong. Aku hanya samar-samar merasakan ada seseorang yang memapahku. Membantuku untuk duduk tegak.
Ternyata Ibu Widya. Dokter di UKS sekolah. Ibu Widya tidak menyuruhku untuk kembali ke dalam UKS. Beliau sepertinya menyadari aku yang alergi akan aroma rumah sakit. Beliau tidak berkata apa-apa. Hanya mengantarku menuju kamar mandi, dan membantuku mengganti seragamku yang sudah basah kuyup.

     Aku beristirahat di ruang BK. Sepertinya Bu Widya sengaja meminta kepada guru BK agar ruangan itu kosong. Karena ruangan yang biasanya ramai itu, kini terasa lengang. Aku duduk berhadapan dengan Bu Widya. Aku bisa merasakan tatapannya yang tertuju padaku. Seperti berupaya mempelajari jiwaku. Sengaja aku berpura-pura sibuk memperhatikan langit di luar yang masih setia menumpahkan tangisnya.

     Bu Widya tiba-tiba beranjak pergi menuju lemari yang memuat belasan foto. Beliau mengambil satu, dan meletakkannya di hadapanku. Aku hanya bisa terpaku. Menatap foto itu, amarah kembali terbit dalam dadaku. Bayang-bayang merah seolah mengaburkan penglihatanku. Tidak salah lagi, itu foto kakak. Sedang tertawa bahagia, mengenakan jas dokter milik Ibu Widya. Bertingkah seolah-olah dialah dokternya. Sementara di latar foto, tampaklah aku yang sedang berpura-pura berbaring di tempat tidur.

     Prang! Aku melempar bingkai itu, tanpa berpikir apa-apa. Bingkai itu hancur berkeping-keping. Menyisakan kepingan kaca dan kayu, dengan foto yang tersobek. Ibu Widya hanya menghela napas. Kemudian membersihkan keributan kecil yang aku perbuat tanpa berkata apapun. Barulah aku sadar, Bu Widya hanya ingin memperbaiki hubunganku dengan kakak.

     Tetesan air mata kembali terbit di wajahku. Kilasan kenangan akan kakak seolah berebut memasuki pikiranku. Kilas balik itu seolah terasa nyata. Begitu nyata, sampai aku merasakan dekapan kakak di sekelilingku. Begitu nyata, seolah aku mendengar setiap omelannya apabila aku bertingkah ceroboh. Kupejamkan mataku. Namun, hal itu semakin memperparah keadaan. Kenangan itu terlalu nyata. Sakit. Sakit sekali. Amarah, benci, dan rindu yang semakin berkecamuk dalam kepalaku. Aku meremas kepalaku kuat-kuat. Aku sudah tidak tahan! Aku berlari keluar. Menembus hujan yang kian deras. Aku harus lari, terus berlari. Pergi dari kenangan yang terasa semakin nyata. Aku memejamkan mataku kuat-kuat. Berharap kenangan itu pergi. Ya, kenangan itu pergi. Kalah oleh rasa sakit yang tidak terperi di kepalaku. Perlahan, membuai kesadaranku kian jauh.
                                                                                             ***

     Aku melihat kakak melambai kepadaku dari seberang jalan. Wajahnya seperti biasa, dipenuhi keceriaan yang berlebihan. Seolah-olah dunia ini tidak pernah kejam padanya. Seolah-olah seluruh kehidupannya telah sempurna. Kakak melambai lagi kepadaku. Seperti hendak mengatakan sesuatu. Namun, aku tidak mendengar apapun. Kemudian, raut wajah kakak berubah. Mengapa ekspresinya menjadi sedih? Seolah beban dunia berada di pundaknya. Dimana keceriaannya? Kebahagiannya? Sejenak aku melupakan amarahku. Aku ingin berada di sisinya. Ingin menghapus kesedihannya. Aku mulai melangkahkan kakiku menyebrangi jalan. Sebisa mungkin aku ingin berada di dekat kakak. Namun, raut wajah kakak berubah lagi. Kakak tersenyum. Kehangatan menjalar di tubuhku. Ah, betapa aku merindukan senyumnya. Penuh kehangatan. Namun, amarah itu kembali terpercik. Pandanganku kembali mengabur.
“Dera itu kuat, kan?” Sayup-sayup aku mendengar suara kakak. “Dera punya banyak teman, kan? Dera harus kuat. Karena kakak yakin, Dera menyimpan kehangatan mentari di dalam diri Dera...”

     Ah, ucapan kakak barusan membuat mataku kembali basah. Aku tidak kuat. Aku tidak tegar. Aku lemah. Aku tidak sanggup menanggung kepedihan ini jika hanya seorang diri. Aku kembali menatap kakak. Kakak tersenyum lagi. Namun dengan senyuman yang berbeda. Senyuman penuh tekad. Senyuman yang seolah mampu mengalahkan dunia.
“Saat Dera sendiri, ketahuilah. Ada begitu banyak tangan yang mendorong Dera dari belakang. Ada begitu banyak senyuman yang diperuntukkan bagi Dera. Dera itu seperti mentari, memancarkan kehangatan...” Ujar kakak dengan wajah penuh tekad.

     Aku terpaku. Ingatanku berlarian ke masa itu. Saat-saat terakhir kami berdua. Kenangan yang susah payah aku kubur di dalam palung terdalam ingatanku, menyeruak begitu saja ke permukaan. Kenangan itu... Reka ulang yang sangat jelas. Terpampang di depan mataku.
                                                                                          ***

     Kami adalah dua bersaudara yang hanya terpisahkan dua tahun. Saat itu aku kelas 10, sementara kakak kelas 12. Kami selalu bersama. Sejak kecil, hanya kakak seoranglah yang selalu menarik tanganku disaat aku terjatuh. Hanya kakak seoranglah yang selalu mendukungku, dan menyelamatkanku. Karena aku terlahir dengan fisik yang lemah, aku jarang sekali bermain dengan teman-temanku di luar. Hanya kakak, temanku satu-satunya.

     Saat itu, hari cerah. Juga hari terakhir kakak di pekan ujian nasional. Sepulang sekolah, kakak mengajakku pergi. “Ayo kita menikmati hari yang cerah ini! Sayang kan jika hanya dihabiskan di dalam rumah,” ucap kakak sambil melemparkan senyum jahilnya kepadaku. Awalnya aku tidak mau. Suasana hatiku sedang kacau. Aku memikirkan kakak yang akan pergi meninggalkan rumah untuk kuliah sebentar lagi. Namun, seperti biasa. Kakakku itu pemaksa yang ulung. Akhirnya aku menganggukkan kepalaku.

     Semuanya berjalan dengan cepat. Seolah ada seseorang yang menekan tombol fastforward. Terlalu klise. Kami mengalami kecelakaan. Seharusnya, akulah yang pergi. Seharusnya, akulah yang tidak akan pernah lulus dari SMA. Akulah yang tidak bisa membuka sabuk pengamanku sendiri. Namun, kakakku adalah orang terbodoh yang pernah aku kenal. Tidakkah dia tahu aku menyayanginya? Tidakkah dia tahu bahwa aku rela memberikannya apapun? Bahkan termasuk nyawaku sekalipun. Aku menyayanginya. Lebih dari apapun. Namun kakakku yang bodoh itu mengorbankan dirinya. Menyelamatkanku di saat terakhir. Melindungi aku dari ledakan mobil dengan tubuhnya sendiri. Walaupun kakak bisa saja pergi meninggalkan aku yang terjebak dengan sabuk pengamanku sendiri. Aku masih ingat dengan jelas. Ucapan terakhir kakak. “Tetaplah hidup, Dera sayang...” Aku menyaksikan bagaimana cahaya di mata kakak yang mulai meredup. Senyuman terakhirnya, yang menyiratkan kemenangan karena merasa telah menyelamatkanku.

Sampai akhirnya kesadaranku pun habis. Hal terakhir yang aku ingat hanyalah rasa panas. Yang menjalar di dalam tubuhku. Begitu panas.
                                                                                 ***

     Kubuka mataku. Lagi-lagi putih, tapi kali ini aku tidak mencium aroma rumah sakit. Karena rumah sakit, hanya mengingatkanku akan kakak. Mimpinya untuk menjadi dokter, hanyalah sebatas mimpi belaka. Aku membencinya. Karena dia telah membuang nyawanya hanya demi anak lemah sepertiku. Karena meninggalkan papa mama yang sangat menyayangi dan bangga padanya.

     Aku memandangi keadaan di sekitarku. Bukan sekolah. Bukan rumah sakit. Namun, terasa akrab. Aku kembali menelaah isi kamar itu. Mataku terasa panas. Ini kamar kakak. Tidak salah lagi. Kamar yang sudah satu setengah tahun tidak kukunjungi. Amarah kembali terpercik dalam diriku. Teriakan rasanya tidak sanggup mengeluarkan seluruh amarahku. Aku menendang segala benda yang berada di atas tempat tidur. Sampai mataku tertumbuk pada sehelai kertas putih, yang terlipat di atas meja kecil di samping tempat tidur.

     Aku menarik kertas itu perlahan. Tulisan di awal surat itu... Aku terkesiap melihatnya. Untuk seseorang... Tidak salah lagi, ini tulisan kakak. Aku ingin segera membuang kertas itu. Namun rupanya, rinduku mengalahkan segala amarahku akan kakak.

     Hari ini, mendung datang di kehidupanku yang selalu cerah. Aku menyaksikan adik kecilku terbaring lemah dengan perban-perban yang menghiasi tubuhnya. Walaupun saat ini kondisiku jauh lebih buruk darinya, setidaknya mataku tidak berhiaskan perban seperti Deraku tersayang. Aku gagal. Aku telah gagal menyelamatkan Deraku tersayang. Aku telah merenggut cahaya dari matanya. Aku telah membuatnya kehilangan masa depannya. Perbuatanku yang terakhir, rupanya tidak cukup untuk melindunginya. Maka dari itu, aku berharap perbuatanku kali ini dapat membantunya. Aku berharap, Deraku akan menjadi pribadi yang kerap tersenyum. Aku harap, mendung akan segera pupus dari wajah cantiknya. Akan aku persembahkan kedua mataku. Aku mungkin telah tiada, tapi aku tetap hidup. Lewat mata yang akan menjadi milik Deraku tersayang.
Dera cantik, tetaplah hidup. Berjuanglah... Karena Dera adalah mentari bagi kakak, juga bagi semua orang...

     Bahkan air mata tidak cukup untuk meringankan kesedihan hebat yang melandaku. Dadaku terasa sesak. Sakit sekali. Aku memegang kedua mataku. Sampai saat ini, aku sama sekali tidak tahu. Yang aku tahu hanyalah kakak yang tiada setelah mengucapkan kalimat terakhirnya padaku. Kakak yang dengan bodohnya menantang maut dengan melindungiku. Karena mama mengatakan bahwa mataku memang sedikit bermasalah, tapi akan segera sembuh, ucapnya saat aku terbangun dari koma dengan mata tertutup perban.

     Wajahku berlinang air mata, rasanya aku tidak sanggup menahan tangisan ini. Aku berjalan menuju cermin. Menatap lekat kedua mata ini. Kupejamkan kedua mataku, dan wajah kakak muncul dalam kepalaku. Tersenyum seolah mengucapkan terimakasih. Senyuman yang begitu hangat. Yang memupuskan semua amarah. Menggantinya dengan kehangatan, dengan kekuatan, dengan tekad.

     Tok tok.. Ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Pintu kamar terbuka, menampakkan mama dan papa. Aku memandang mereka satu persatu. Teringat betapa aku terlalu sering mengacuhkan mereka semenjak kakak pergi. Betapa aku menumpahkan amarahku akan kakak kepada mereka. Namun, mereka selalu ada. Sadarlah aku, bahwa aku tidak sendiri. Aku berlari menuju mama dan papa. Memeluk keduanya, merasakan kehangatan yang sudah lama tidak aku rasakan.



CERPEN ISLAMI

SEMUA ITU KARENA ALLAH.
Novi Kusna

Pagi adalah waktu yang menurutku sangatlah indah. Dengan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang dan sawah hijau yang melintang. Membuat hati semakin tenang. Di tambah lagi dengan hawa yang begitu dinginnya pagi ini..

    Hmmm … itulah gambaran dari suasana kotaku.. yang sangat aku banggakan. ,,mungkin hingga tua kan ku pijaki kota tercintaku ini. Dimana pula disinilah tempat ku terlahir,tempat pertama kali ku hembuskan napasku.

    Aku terlahir dari rahim seorang wanita penjual kue keliling. Seorang wanita yang berhati mulia dan berjiwa tegar. Disini pula seorang wanita paru baya mempertaruhkan nyawa,hanya berbekal dengan doa.Dan berharap tangan tuhan mau membantunya.yaaa…wanita itu adalah ibuku, ,malaikat yang akan selalu temani hatiku, yang akan selalu menjaga ragaku dan yang akan selalu menyayangiku hingga kelak ku tutupkan mata kembali menghadap sang illahi. Sedangkan bapak ku hanya berprofesi menjadi penarik becak yang tak akan pernah pasti hasilnya.
“Hmmm..” pagi ini ku hembuskan nafasku, ku terbangun dari lelapnya tidurku semalam. Entah kenapa pagi-pagi buta aku telah terbangun dari tidurku,, mungkin hawa dingin yang menusuk tulangku membuat diriku terbangun. Sang surya saja belum terbangun dari tidurnya.


Semua Itu Karena Allah

            Saat itu ku merasakan kejenuhan dalam kamarku. Ku berniat untuk keluar dari kamar. Saat aku tengah membuka selambu kamar yang sangat kumal. Ku mencium aroma masakan khas ibuku. Dan ku lihat asap tunggu pun telah mengebul. Ku bergegas ,mengikuti aroma yang sangat sedap itu. Aku yakin ibu masak nasi special untukku. Yaa, karena kita jarang sekali makan nasi. Paling Cuma ubi rebus. Itupun kalau ada. Kalau gak yaa..hanya minum saja. Oleh karena itu nasi sudah termasuk makanan spesial untukku.
Ku toleh dapur yang terbuat dari bilih bambu tersebut dan saat itu pula ku sapa ibuku “ ibuu….” Lalu ibu pun tersenyum kepadaku. Cantik sekali saat dia tersenyum, seperti bidadari bagiku. Dan saat itu ku hanya tersenyum dan merasakan kehangatan pada tunggu alat untuk memasak ibu. Saat itu suasana sangatlah hening hanya ada aku dan ibu.

Ku memulai pembicaraan “ ibu..ibu masak apa?nasi yaaa…aromanya sedep bangetss….”
“Hahahah…kamu bisa saja Syifaku sayang” tersenyum sambil mengelus rambutku
“yaa..iya dong bu…anak siapa?” aku pun berbalas memujinya.
“Tau gak bu..pagi ini udara begitu dinginn. Tapi disaat belaian ibu kepadaku dan hanya ditemani api di tunggu. Serasa ada yang menyelimutiku bu, terasa begitu hangatnya.” Sambil ku tidur dipangkuan ibuku.
“ oh yaaa…tapi jika suatu saat ibu telah tiada,, bagaimana?? Siapa yang menjadi pengganti ibu di saat syifa kedinginan..” sambil tak terasa ibu meneteskan air mata.
“ ibuuuuuuuuu…… Syifa tau, umur tak dapat di perkira oleh manusia. Tapi yakinlah buu…selamanya ibu akan selalu di hati Syifa. Syifa cinta ibu karena ALLAH.’’ Sambil tangan ini menghapus air mata yang telah mengalir di pipi cantik ibu..
Tak terasa perbincangan dalam dekapan hangat ibu membuat waktu tak terasa bergulir begitu cepatnya. Dan kini jarum jam telah menunjuk pada angka 4 lebih. Adzan pun telah terdengar oleh telingaku.Kokokan ayam pun mulai berbunyi, itu bertanda sang surya akan segera datang.
Ibu menyuruhku segera mandi dan bergegas untukku sekolah,sedangkan ibu melanjutkan perkerjaannya tadi yang sempat terhenti oleh ku. Sebelum itu aku dan ibu bergegas menambil air wudhu. Saat ku akan melepaskan bando kesayanganku, ibu menyuruhku membangunkan bapak yang tengah tertidur lelap. Mungkin ia merasakan lelah setelah bekerja hingga larut malam, terkadang aku kasihan sama bapak.

Aku membangunkannya untuk sholat shubuh berjama’ah yang telah dilakukan seperti biasa di keluargaku.
“ bapak…pak… ayo bangun, waktu shubuh telah datang!” sambilku goyangkan badan bapakku.

Tak lama bapak terbangun dari tidurnya, berlahania membuka mata.
“ooohh.. Syifa..ada apa nak ?” sambil sayup-sayup bapakku membuka mata.
“bapakk….ayo sholat..sudah ditunggu ibu”sambilku menarik tangan bapak.
“oh masya alloh…. Ini sudah shubuh toh?’’ ayah langsung bergegas bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mengambil air wudhu.

Aku,bapak,dan ibu sholat berjamaah. Bapaklah yang menjadi imam di keluarga kecil kami. Aku bahagia memiliki bapak dan ibu yang sangat menyayangiku. Walaupun dilihat dari materi kami termasuk orang-orang miskin. Tapi dengan ada mereka di dekapanku…ku rasa aku adalah orang paling terkaya.
“Pak…bu… Syifa berangkat sekolah dulu yaaa.” Ku mencium tangan mereka berdua.
“ iya nak.. Syifa disekolah jangan nakal ya..jangan ikut teman-teman Syifa..jadilah anak yang pandai yaaa sayangg… jadilah anak yang bisa ibu dan bapak banggakan. Kami sayang kamu Syifa.” Ibu memelukku serasa ibu tak ingin kehilanganku.
“assalamu’alaikum bu..pakk..”sambilku lambaikan tangan pada mereka.
“wa’alaikum salam hati-hati di jalan.” Ibu dan bapak membalas lambaian tangan dariku.
Ku berangkat dengan jalan kaki, jauh sih..! Tapi bagiku jarak tak dapat menyurutkan langkahku untuk menimba ilmu disekolah. Apalagi ku teringat akan pesan ibu setiap pagi untukku. Dan harapan ibu di setiap langkahku. Aku harus bisa jadi anak kebanggaan ibu !
Ku menelusuri sawah-sawah dan menyebrang sebuah sungai yang gak terlalu dalam ketinggian airnya. Mungkin hanya di bawah lututku. Aku berjalan menuju sekolah dengan bernyanyi di sepanjang perjalanan,ku nikmati aroma surga dunia. Kunikmati pemandangan yang mungkin manusia tak dapat membuatnya. Hanya tuhan yang maha kokohlah yang dapat menciptakaannya.SUBHANALLAAAAHHH…..
Sesampailah di sekolah tempat ku menimba ilmu. Semua teman-teman telah menyapaku di depan gerbang sekolah SMP.AL-JANNAH O1. Sekolah terfavorit di kotaku.Mungkin hanya orang-orang kaya yang bisa masuk sini..
Yaa..berhubung secara materi aku lemah tapi mungkin IQ ku lumayan tinggi. Jadi aku dapat di terima pada sekolah termewah ini. Semua temen juga suka padaku. Mereka bilang aku anaknya selain pinter periang pula. Hehehe….
Aku masuk kekelas bersama Cahaya PUtri Laila anak pengusaha ternama di ASIA. dan saat bersamaan bel tanda masuk telah berbunyi. Teeeeeetttt……aku duduk bersamanya. Lalu bu Laila masuk ke kelasku.yaaa..kerena saat ini pelajaran matematika. Dan yang mengajariku adalah bu Laila guru yang terkenal cantik dan baik hati.

Uupsss..bu Laila hari ini tidak masuk sendirian dikelasku melainkan didampingi oleh kepala sekolah pak Ridwan namanya. “wah ada apa nih !” batinku sambil hati berdebar-debar. Entah kenapa hari ini aku sangat berdebaran.bu Laila masuk dan menyapa murid-murid di kelasku.
“assalamu’alaikum anak-anak” sapa bu Laila
“waaa..aa.alaikum salam bu Laila” murid-murid membalas sapa
“aanak-anak kedatangan bapak kepala sekolah disini untuk memberi kabar gembira untuk kalian” dengan tersenyum bu Laila menyampaikannya.
“ ehhhmmm….boleh tau gak bu kabar gembiranya apa” sang ketua geng Beuti dengan tidak sopannya. Itu Bella namanya.ketua geng yang paling suka usilin aku ma Caca.
“Bella..tunggu ibu belum selesai bicara..”sambiil sedikit jengkel melihat tingkah Bella di hadapan bapak kepala sekolah.
Lau ibu melanjutkannya “biar bapak sendiri yang akan memberitahunya”

Sejenakku terdiam bersama teman-temanku.hati semakin gak karuan.melihat pak Ridwan yang sangat terkenal kedisiplinannya dan tidak ingin di selah saat ia sedang berbicara. Hanya diam dan diam. Hanya ada keheningan yang membalut di dalam kelas ku.
“anak-anak yang bapak banggakan. Berdirinya bapak di sini akan menyampaikan sebuah informasi yang sangat penting. Berhubung sekolah ini sudah di kenal dengan murid-murid yang sangat cerdas seperti kalian maka bapak wali kota. Mengundang murid yang terbaik di sekolah ini untuk mewakili kota udalam rangka mengikuti lomba cerdas cermat “ Jenius Matematic” tingkat seJawa Timur. Hadiah yang akan di berikan tidak main-main. Hadiah untuk juara satu 10 juta, juara dua 5 juta sedangkan juara tiga 1 juta dan langsung di kirim ke tingkat se-Indonesia. Kalian semua akan saya seleksi. Saya akan memilih 2 yang terbaik. Yang akan mewakili kota ini. Kalian siap bukan?” sambil tersenyum dan menyakinkan murid dikelasku.
‘‘huuuftt..’’ ku hembuskan nafas untuk meredakan tegangku tadi.
“Pak kapan acara penyeleksiannya dimulai dan kapan lomba cerdas cermat akan dilaksanakan.” Dengan wajah serius si jagoan matematika di kelasku. Namanya Dian.
“mungkin, bulan depan perlombaannya akan dimulai.” Jawab bapak kepala sekolah.

Akhirnya, penyamian bapak kepala sekola di kelasku telah usai. Lalu pak kepala sekolah berpamitan keluar ke[ada murid kekelasku.
“sebelum bapak tinggal, masih adakah pertanyaan yang ingin ditanyakan?”
“tidak pak…” murid-murid di kelasku menjawabnya dengan serentak.
“kalau begitu saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga sukses. Terus belajar , jangan lupa berdo’a. Karena ini kesempatan emas untuk anak yang jenius seperti kalian.” Sebuah pesan yang penting dari seorang professor sekaligus kepala sekolah di sekolahanku.
“wichh..hadiahnya oke bengat..tapi, apa mungkin aku terpilih mengikuti lomba itu, Ah,! Aku rasa tak mungkin, paling Dian yang akan terpilih. Secara IQ dia kan tinggi banget lagi pula secara materi juga dia kan tercukupi hanya minta saja langsung tersedia. HUUft…” ku hembuskan nafasku meragukan kemampuanku sendiri.

Saat itu ku terlamun sendiri, tak ada gairah untuk membicarakan persolan ini.hanya termenung dan berandai-andai“ Andai jika aku terpilih dan aku menang mungkin aku bisa bantu ibu dengan uang yang aku dapatkan dari lomba tersebut .hmm.. aku kasian liat ibu harus berjualan kue keliling dengan panasnya terik matahari yang tak seorang pun dapat berkompromi dengannnya. Kadangkala hujan yang lebat membuat kue-kue yang dibuat ibu tak laku begitu banyak.
“ya Allah,, aku sadar aku tak mungkin dapat ikut dalam perlombaan itu. Apalagi aku bisa menang dalam perlombaan tersebut dan mendapatkan hadiahnya. Itu menurutku tak mungkin. Tapi aku tahu kuasa-Mu begitu besar, kau bisa bolak- balikkan dunia dengan kecepatan kedipan mata.maka tak sulit pula jikalau Engkau dapat memberikan kepercayaan pada hamba dan memilih hamba untuk mewakili kota ini.

Ya..Al loh.. hanya pada-Mu hamba munyembah dan hanya pada-Mu pula hamba memohon, hamba ingin mengikuti lomba tersebuat ya alloh…jadi izinkan hamba untuk mengikuti lomba tersebut dengan cara lolosnya hamba dalam seleksi yang akan di berikan .hamba ingin membantu ibu yaa..Alloh..hamba kasian pada ibu” ku menulis pada buku diary ku. Berharap alloh akan membantuku nantinya.
“Plessssss”.. suara tebokan tangan yang lembut di bahuku.tapi, tak begitu keras. Ku toleh ke belakang, ku terkejut.ternyata tangan Caca yang menebok bahuku. Caca adalah anak terkaya di sekolahku bapaknya saja seorang Directur di perusahaan minyak diKalimatan sedang ibunya seorang perawat di Rumah Sakit ternama di kota ini.aku sempat heran kenapa dia mau berteman dengan orang miskin sepertiku yang hanya mengandalkan otak saja.
“Syifa kenapa kamu? Kelihatannya wajahmu begitu gelisah” dengan raut wajah yang nampak mengkhawatirkanku.
“Tiii..dddaakkk…aku tidak kenapa- napa kok, kamu gak usah khawatir ya…” jawabku dengan terbata-bata.
“Ah..kamu gak usah bohong dech, kita sudah lama berteman dan aku tahu banget sifatmu, kamu gak biasanya seperti ini, pasti ada apa-apa, ehhh,,aku tahu ! pasti gara-gara tadi yaa… kamu mau ikut lomba itukan?” dengan raut wajah yang gelisah melihatku.
“iya … Ca.. sebenarnya aku pingin banget ikut itu tapi, kurasa itu tidak mungkin. Kamu liat Dian tadikan, kelihatannya dia begitu siapnya mengikuti seleksi tersebut. Kamu tahu kan Ca..selain pinter dia kaya semua dia minta selalu terkabulkan” aku semakin cemas.
“ehmm… Syifa temen Caca yang palinggg cantik.. Syifa gak perlu cemas dengan itu, Syifa butuh dana untuk beli buku?…Caca ada sedikit ung kok buat Syifa.” Sambil memegang bahuku.
‘’ee..eee..jangan Ca..aku gak mau merepotkanmu. Biarlah Dian saja yang mengikuti lomba tersebut.”Ku menolak tawaran Caca padaku.
“Syifa..Caca tahu Syifa butuh uang untuk ibu Syifa kan,!dan ini kesempatan kamu Syif..jadi jangan kamu sia-siakan yaa…!” Caca semakin menyakinkanku bahwa aku bisa.
“ Makasih ya Ca..kamu begtu baiknya dengan aku. Padahal kamu tahu sendirikan aku hanya seorang anak penjual kue dan seorang penarik becak. Tapi kenapa kamu bisasebaik itu dengan ku?” ku merasa termotivasi olehnya.
Sambil memelukku Caca berkata padaku “ Syifa.. masih inget gak ? kalau Syifa pernah ajari Caca kalau CINTA itu karena Alloh. Dan saat ini Caca ingin belajar untuk cinta Syifa karena Alloh, Syifa ingetkan?”
Semua terasa begitu bermakna…terasa hanya ada di panggung sandiwara. Tapi, ternyata kini ada di dalam dunia nyata dan saat ini pula Syifa merasakannya.SUBHANALLAH….ku berterima kasih pada-Mu wahai Robku yang maha agung.

        Dan saat ini aku sedang asyik mempersiapkannya, aku juga diajak oleh caca untuk pergi ke took buku..yang gede’ banget..aku dan Caca juga makan bareng di restaurant, aku juga diajak belajar bersama dirumahnya. Semua terbalut dalam canda dan tawa.hingga kini tiba waktunya penyeleksian siswa yang akan mewakili kotaku yang tercinta ini.
“Caca…aku takutt niiih, semua usaha kita sia-sia,,,” ku tak percaya diri.
“ Syifa …gak boleh begitu..pasrahkan saja semua pada Alloh, pasti Alloh akan beri yang terbaik untuk kita. Yakinlah..! kita bisa.. kerjakan semua ini karena Alloh.” Caca lagi-lagi menyakinkanku.
“oh..yaa Caa..kamu sudah bilang sama ibumu kalau sekarang kita akan mengikuti penyeleksian.”Tanya Caca padaku.

Ku hanya menggelengkan kepala. Dan ku berkata tidak padanya. Caca pun seketika itu terkejut.
“looooh..! kenapa kamu gak bilang Syif?”
“ Aku takut jika aku gak lolos, ibu jadi sedih. Ya..menurutku tak memberitahunya itu lebih baik.”itulah jawabanku pada Caca
“Ehmmm…Syifa.. kamu gak boleh begitu seharusnya, apapun keputusannya nanti. Ibu kamu pasti akan terima kok.” Caca menasehatiku dengan suara merdunya itu.
“jadi….selama ini Syifa sudah bersalah dong.? Maafin Syifa ya Ca..”merasa ku menyesalinya.
“sudah tak perlu kamu sedih begitu, nasi sudah jadi bubur Syif… lagi pula aku gak nyalahin kamu kok.”Sambil tersenyum kepadaku
“Caca… makasih yaa..Syifa Sayang Caca karena Alloh” sambil ku tersenyum dan memeluknya.
Dan pagi ini sebelum penyeleksian dimulai. Aku menuliskan di buku diaryku saat masa-masaku dengan orang tersayangku. Aku tak ingin masa-masa ini lenyap begitu saja. Aku ingin jika suatu saat ku telah pergi. Mereka bisa baca buku ini dan menyaksikan isi hati berbicara.

Diary..
Aku sayang Caca karena Alloh dan begitu pula dia padaku. Kini aku begitu bahagianya, kurasa memiliki ibu dan ayah beserta teman seperti Caca adalah anugrah tuhan yang paling indah, semoga ini tak akan berlalu begitu saja.semoga aku dengan mereka akan selalu bersama walaupun dalam kesedihan.
Yaa..Rob tuhan sejagad raya… aku mohon jangan pernah kau pisahkan aku dengannya.aku begitu menyanyanginya.aku tahu waktu tak berhenti begitu saja. Dan umur tak akan pernah bertambah..Tapi, aku mohon izinkanlah aku bersamanya hingga akhir aku tutupkan mata.

Penyeleksian pun telah dimulai. Dan setelah beberapa kali bapak kepala sekolah memberi pertanyaan dan memberi soal-soal yang di ujikan. Akhirnya, pengumuman siapa yang terpilih pun dibaca.
“ Syifa, ayo baca bismillah bersama-sama.” Ajak Caca padaku
“BISSMILLAHIROHMANNIROHIM” kita serentak membacanya dengan lirih.

       Bapak Ridwan selaku kepala sekolah mengumumkannya di damping oleh pak Ahmad wakil kepala sekolah dan Bu Lina selaku guru Matematika di kelasku.Namaku dan Nama Caca tersebut dalam pembicaraan pak Ridwan dan pak Ridwan memanggil kita berdua. Aku dan Caca hanya menunduk dan terdiam untuk ngontrol detak jantung yang tak karuan.
“Syifa..Caca.. kemari sayang..” panggil pak Ridwan
Kami pun maju dan menghampirinya.
Pak Ridwan berkata padaku dan Caca.” SELAMAT kalianlah yang mewakili kota ini untuk perlombaan Jenius MATEMATIC di kantor Gubernur di Surabaya” sambil bertepuk tangan di iringi oleh teman sekelasku.

Aku dan Caca pun sepontan terkejut. Kami bersujud syukur dan kami saling berpelukan.
“ Alhamdulillah… Terima kasih ya Alloh” ku sambil berjabat tangan pada pak Ridwan, pak Ahmad dan Bu Lina.tak lupa aku dan Caca berterima ksih pada guru yang selama ini telah membimbing kita. Aku dan Caca sangat bersyukur sekali.

      Terlihat siang telah usai. Kini telah berganti menjadi malam. Aku toleh kamar ibu dan bapak. Bapak ku lihat telah tertidur lelah.Mungkin, karena capek sehabis kerja seharian menarik becak yang sangat berat itu. Sedangkan ibu tak ada di kamar. Ternyata ibu sholat di tempat sholat khusus yang ada di rumah. Saat itu ku membuka kamar sholat ibu dan tak sengaja ibu sedang khusyuk berdo’a.
“ya alloh..hamba lemah..hamba tak punya daya upaya…hamba miskin daripada-Mu.maka hamba mohon maafkanlah hamba atas dosa hamba.
Ya Alloh..engkau pasti tahu.. Syifa anak hamba yang sangat hamba sayangi itu kini semakin besar dan biaya sekolahnya pun semakin tinggi. Tapi, dengan perkerjaan hamba yang seperti ini mana mungkin hamba bisa membiayainya.sedangkan hamba tak ingin ia berhenti sekolah walaupun hanya satu bulan. Dan hamba tak mungkin hanya mengandalkan otaknya yang hanya bisa hamba isi dengan lauk pauk seadanyanya. Hamba mohon berikanlah rezeki lebih kepada hamba sampai hamba bisa melihat Syifa tersenyum karena ia dapat meraih cita-cita yang selama ini ia dambakan. Walaupun harus ku korbankan nyawaku. Ini semua deminya ya Alloh tuhanku.”
Dan saat itu hanya tetesan air mata yang dapat ku keluarkan. Terasa lisan tak ingin mengucapkan kata-kata apapun itu ! doa ibu membuat ku larut dalam heningnya malam. Ku tah, ibu sangat menyanyangiku karna Alloh. Tak terasa tangisan dan keheningan itu membuatku tertidur lelap.

      Pagi telah datang, sang mentari dengan senyumnya membawa sinar yang begitu indah.aku pun terbangun karena sinarnya dan kini tibalah aku berangkat kesekolah. Saat ku telah usai memakai semua seragamku dan siap berpamitan pada ibu dan bapakku.
“bu..pak..Syifa berangkat yaa…”sambilku mencium tangan mereka.
Saat itu pula ibu membisikiku. “nak ibu sayang kamu karena Alloh, maka belajarlah kamu menjadi orang yang bekerja karena Alloh, bukan karena siapapun.”
Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan.

Hari demi Hari telah berganti dan saat ini tibalah waktunya ku mengikuti lomba “Jenius MATEMATIC”
“ Syifa kamu siap!” Caca memelukku dan menyakinkanku.
“Insya Allah siap Caca” aku pun tersenyum padanya.

       Dan saat ini aku teringat pesan ibu bahwa kerjakan segala sesuatu karena Allah. Dan saat ini ku mengikuti lomba bukan karena hadiahnya, namun semua itu karena Alloh.
“Huffftttt” ku tarik nafasku dan ku hembuskan berlahan.
Ku rasa semua begitu cepatnya..tapi aku tak bilang pada ibu..biarlah ini menjadi kejutan kalau aku menang.
Saat ku di dalam mobil milik sekolah bersama Caca, pak Ridwan, dan Bu Lina untuk pergi ke kantor Gurbernur di Surabaya mungkin perjalanannya hanya 1 jam saja.

      Aku sempatkan menulis Diary..
Diary…
Tak disangka waktu begitu cepat dan hari ini. Hari Selasa tanggal 20 Mei ku bersama Caca di kirim ke kantor Gubernur.hati berdebar sangatlah kencang di perjalanan ini. Hanya bisa pasrah dan berdoa pada tuhanku Robbi A’alamin.semoga aku bisa.
Ya rob..ku pasrahkan semua ini pada_mu.wahai zat yang dapat membolak balikkan dunia.hanya pada-Mulah keputusan bijak itu terucap. Ku hanya dapat memohon..berilah yang terbaik untukku, dan semua orang yang aku sayangi.
Aminnnnnn….

      Wahh.. kini ku telah tiba dikantor Gubernur sekitar pukul 9 pagi. Dan ku pijaki kota Surabaya yang megah ini. Seumur-umur ku tak pernah pijaki kota kebanggaan masyarakat Surabaya.Aku disambut oleh pejabat-pejabat tinggi Aku disalami looo… tanganya pada dingin semua.semua terlihat cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Kini pukul 10 pagi perlombaan telah di mulai, banyak sekali pesertanya. Pesretanya dari berbagai kota.semua terlihat canti dan putih-putih. Dan disini pesertanya di temani oleh ibu-bunya yang terlihat berdandan begitu glamor.
****

      Perlombaan telah usai, kini tibalah penghitungan sekor. Dan para juri telah membwa sekor para peserta.sang pembawa acara itu pun mulai mengumumkan
“ Adik-adik yang kakak dan bapak ibu banggakan, kalian adalah calaon piñata negeri ini, dan kalianlah anak terbaik diantara teman kalian.dan kali ini kakak akan umumkan siapa yang menjadi juara pada perlombaan ini. “sang pembawa acara tersenyum
Setelah juara 3 dan 2 di raih oleh sekolah di Surabaya kini juara pertama diumumkan. Aku telah merasa mungkin aku dan caca tak akan menang.tapi, ternyata salah.. aku tahun semua itu karena Alloh dan Alloh pun berkehendak. Sekolah AL-JANNAH 01 menjadi juara paertama dalam lomba JENIUS MATEMATIC.
Semua serontak bahagia dan aku pun syukur Caca dan aku berpelukan. Bapak Ridwan pun sama halnya denganku Berpelukan dengan Pak Ahmad. Terasa hari inilah hari yang membahagiakan buatku. Uang 10 juta telah aku dan Caca dapatkan.

      Caca berkata padaku “ Syifa uang ini gak usah kamu bagi ke aku, ambil aja semuanya. Itung-itung buat bantu ibu kamu.” Begitu baiknya Caca denganku.
“Makasih ya Ca..”sambil ku memeluknya.
Semua terasa begitu indah..
Akhirnya aku berniatan uang ini akan ku buatkan toko untuk ibu dan sekarang ibu tak usah lagi berjualan keliling seperti dulu, apa lagi harus melihat ibu berpanas-panasan. Anak siapa yang tega melihat ibunya seperti itu. tak tegalah rasanya. “Ibu……. aku bawa uang untuk ibu, agar ibu tak kepanasan lagi berjualan di jalan.”
                                                                                    ****

      Saat itu aku pun pulang diantar oleh pak Ridwan dan tak disangka, semua orang dikampungku telah menyambut bahagia dengan kedatanganku, aku saja terheran-heran. Padahal aku tak memberitahu orang tentang perlombaan ini. Tapi, kenapa semua orang kampung serontak menyambutku.Dan saat yang membahagiakan itu kulihat orang terdepan yang menyambutku adalah ibu bapakku. Dengan hanya memakai sandal jepit dan sarung Mereka tersenyum dan tak terasa mereka meneteskan air mata.
“anakku..ibu dan bapak lihat kamu di TV, kamu hebat nak” sambil memeluk aku dan Caca.
“ibu semua ini demi ibu….’’ Ku melihat wajah ibuku.
Berulangkali ibu menciumku dan mencium Caca temanku.seperti aku telah bersaudara padanya.Semua itu terasa seperti sandiwara, tapi aku yakin semu ini karena Allah.Robbi yang maha bijak.
TERIMA KASIH ya Allohh…

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "