Follow us

Asallamualikum, Wr.Wb terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga blog ini bermanfaat bagi anda sebagi pelajar atau mahasiswa yang membutuhkan materi pembelajaran. Penulis sadar masih banyak kekurangan dari semua ini, untuk itu mohon saran dan komentarnya agar penulis lebih baik lagi. Terima kasih, Ari Setiadi

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 07 Maret 2013

ANTALOGI PUISI



PUISI
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang terdiri dari bait dan kata-kata yang indah dan penuh akan makna. Menulis puisi sama artinya dengan menuliskan perasaan kita. Marah, kecewa, sebal, senang, kagum, adalah beberapa contoh dari perasaan kita. Perasaan itu muncul karena respons kita pada suatu objek. Karena menyangkut perasaan, maka bahasa yang indah dan menyentuhlah yang dibutuhkan dalam membuat puisi.
                Semua orang bisa membuat puisi, hanya saja kemauanlah yang menjadi modal dasar menulis puisi. Setiap manusia mempunyai pengalaman merasakan kesedihan, kebahagian atau keharuan, maka itulah yang menjadi bahan dasar untuk membuat puisi. Karena semua manusia mempunyai perasaan tersebut maka setiap manusia pasti dapat menuliskan dan melukiskan perasaannya kedalam sebuah bentuk puisi, asala ada kemauan.
                Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca dalam menulis puisi. Wassallam.

MATI

                                                 Penulis , Ari Setiadi

Wangi parfum hanya tercium, lalu menghilang
Indah pesona  paras dara hanya terlihat,  lalu menghilang
Buaian indah ucapan hanya terdengar, lalu menghilang
Nikmatnya semesta yang terasa, lalu menghilang

Aku diujung tanduk
Segalanya campakan daku, kini ku terpuruk
Nyawaku tersiuk-siuk
Semua fanaku tak berarti
Lantas gerangan apa yang kubawa padamu ilahi



Cipt. Ari Setiadi
AKU
Aku adalah diriku
Aku bukan orang lain
Ini adalah jiwa dan ragaku
Bukan jiwa dan raga yang lain

Aku tak ingin jadi orang lain
Walau apapun hebatnya itu
Aku tak mau jadi yang lain
Walau sesempurna yang dimilikinya

Hidupku adalah jalanku
Jalanku adalah pilihanku
Aku akan terus mensyukuri
Atas apa yang telah kau beri
Aku adalah aku


HUJAN

Penulis,  Ari Setiadi

Parasmupun murung, air mata tak terbendung
tetesan demi tetesan terjatuh
geram parasmu  lepaskan selongsong peluru
membuat insan sembunyi terburu-buru




Masih Adakah?

Masih adakah orang jujur di negri ini?
Adakah ?
masih ada.
Tapi mereka tidak dipercaya.

Masih adakah orang ber-akhlak di negri ini ?
Adakah ??
masih ada.
Tapi mereka tidak berwibawa.

Masih adakah orang yang ikhlas di negeri ini?
Adakah ??
masih ada.
Tapi mereka dianggap tiada.



cipt. Ari Setiadi
Buah Hatiku
Bagai fajar di pagi hari
Mengganti kegelapan malam
Malam yang begitu sunyi
Kini ramai berseri
Raga yang lelah dan letih
Jiwa yang bising tiada  ketenangan
Kau hadir di antaran kami
Tiadalah  lelah raga dan jiwaku

Senyuman,tangisan,kenakalanmu
Menjadi penawar sakit jiwa ragaku
Jadilah mawar dan tebarkan wangimu
Hingga dunia harum dengan wangimu

MAJU                                                                 Chairil Anwar

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang


Karangan Bunga                            Taufik Ismail                    

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.




 Doa                                                                                           Chairil Anwar

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943


Salemba                                           Taufik Ismail                    

Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini.

Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani.






SAJAK PUTIH                                  Taufik Ismail                    
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah


 CINTAKU JAUH DI PULAU                                       Taufik Ismail                    
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946


AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi



You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "