Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan
|
Ari Setiadi
audara, kalian pasti sudah mengetahui bahwa bahasa adalah alat
komunikasi yang sangat vital. Pemakaian bahasa tidak dalam bentuk kalimat yang
lepas-lepas. Jika Anda berbincang-bincang dengan seseorang atau ketika Anda
sedang berpidato di depan umum, kalimat demi kalimat yang Anda ujarkan itu
saling mengait. Kalimat yang pertama menuntut hadirnya kalimat kedua, kalimat
kedua menjadi acuan kalimat ketiga, kalimat ketiga mengacu kembali ke kalimat
pertama, dan seterusnya. Rentetan kalimat berkaitan yang menghubungkan ungkapan
yang lain membentuk kesatuan yang dinamakan wacana.
Wacana sebagai satuan bahasa yang terbesar merupakan
bahasan yang muncul belakangan dibandingkan dengan aspek kebahasaan yang lain.
Materi ini akan diuraikan ke dalam 3 subunit. Anda diharapkan dapat mempelajari
secara seksama materi ini.
Kompetensi dasar yang harus dicapai setelah mempelajari
materi kuliah ini adalah Anda diharapkan dapat menjelaskan dan menggunakan
wacana bahasa Indonesia, serta dapat menerapkannya dalam pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, telah
dirumuskan indikator sebagai berikut:
- Menjelaskan hakikat wacana bahasa Indonesia
- Mengidentifikasi ciri-ciri wacana bahasa Indonesia
- Mengidentifikasi jenis-jenis wacana bahasa Indonesia
- Memberikan satu contoh untuk setiap jenis wacana
Subunit
1
Hakikat
Wacana
audara, pembahasan tentang wacana ini penting bagi Anda sebagai
guru. Pertama penting karna merupakan bagian dari bahan atau penunjang
pelajaran yang Anda harus sampaikan kepada murid, kedua dalam kaitannya dengan
bidang pengajaran lainnya, pemahaman tentang wacana akan bermanfaat bagi Anda..
Bagaimanakah para ahli bahasa yang tidak menyetujui
ajaran morfologi menetapkan pangkal pandangannya? Penetapan pandangan yang
dipakainya adalah tujuan untuk mengetahui struktur bahasa. Sangatlah rugi jika
Anda tidak meluangkan waktu untuk mengkaji persoalan wacana tersebut. Selamat
belajar
A.
Hakikat Wacana
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kita dapat
memperoleh gambaran tentang wacana sebagai berikut:
Wacana : 1. ucapan, perkataan,
tuturan
2. keseluruhan tuturan,
yang merupakan kesatuan
3. satuan bahasan terlengkap, realisasinya tampak
pada bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.
Mengacu kepada pengertain tersebut,
pakar bahasa Indonesia seperti Tarigan, dalam bukunya, “Pengajaran Wacana”
mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi
atau terbesar di atas kalimat, atau klausa dengan koherensi dengan kohesi tinggi
yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.
Pendapat lain dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana:
Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirarki gramatikal
merupakan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam
bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya)
paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
Dari batasan di atas dapat kita ambil sari patinya,
bahwa wacana itu adalah satuan bahasa terlengkap, dalam wujud lisan dapat
berupa karangan sastra dan ilmiah. Inti dari batasan di atas, bahwa wacana
adalah komunikasi pikiran atau gagasan melalui bahasa, dalam wujud lisan dapat
berupa percakapan dan tuturan (ceramah, kuliah, khotbah), dan dalam wujud
tulisan dapat berupa karangan ilmiah.
Demikianlah telah kita bahas pengertian wacana yang kita
ambil dari berbagai batasan yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Dari
batasan-batasan wacana di atas tentu Anda dapat melihat adanya perbedaan dan
persamaan. Unsur-unsur yang berbeda dapat dijadikan sebagai pelengkap
kesempurnaan batasan wacana.
Dari sumber-sumber di atas dapatlah kita lihat bahwa,
wacana mempunyai unsur-unsur yang penting, yang merupakan hakikat dari wacana
itu sendiri, unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
- satuan bahasa
- terlengkap/terbesar/tertinggi
- diatas kalimat/klausa
- teratur/tersusun rapi/rasa koherensi
- berkesinambungan/ kontinuitas
- rasa kohesi/rasa kepaduan
- lisan/tulis
- awal dan akhir yang nyata.
Berdasarkan unsur-unsur wacana di atas, maka kita dapat
menentukan dan memilih dan batasan wacana dari sumber-sumber yang telah kita
bahas. Batasan wacana mana yang tepat?
Secara sederhana batasan wacana sebagai berikut: Wacana adalah satuan bahasa
yang terlengkap dan terbesar tersusun dengan rapi (koherensi), mengandung
hubungan yang padu (padu), disampaikan secara lisan atau tertulis.Wacana adalah
satuan bahasa yang terlengkap. Yang termasuk satuan bahasa adalah morfem, kata,
frase, klausa, kalimat dan wacana.
Apabila ditinjau dari kelengkapan unsurnya, wacana
merupakan unit bahasa yang paling lengkap unsurnya. Wacana tidak hanya terdiri
dari kalimat, frase, morfem, fonem, tetapi juga didukung oleh unsur-unsur lain
seperti situasi, ruang, dan waktu pemakain.Wacana adalah satuan bahasa yang
terbesar dan tertinggi. Satuan-satuan bahasa mempunyai urutan dari yang
terkecil sampai ke yang terbesar. Perhatikanlah urutan satuan bahasa dibawah
ini!
Gambar: hirarki satuan-satuan bahasa
Sebagai satuan bahasa, wacana dituntut
mempunyai koherensi dan kohesi tinggi. Kata koherensi menagandun makna
keteraturan atau kerapian dan kohesi mengandung makna kepaduan. Mengenai
koherensi dan kohesi mengandung makna kepaduan. Mengenai koherensi dan kohesi
ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain.
Saudara, pada dasarnya wacana dapat ditinjau dari dua
segi, yaitu dari segi bentuk fisiknya dan dari segi sifat isinya. Ditinjau dari
segi bentuk fisiknya wacana dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
a.
wacana monolog
b.
wacana dialog.
Akan tetapi, untuk pembahasan kita saat ini hanya difokuskan pada
pembagian wacana berdasarkan bentuk fisiknya. Adapun pembagian wacana
berdasarkan sifat isinya, akan dibahasa pada materi selanjutnya.
Wacana, baik wacana tulis
maupun wacana lisan pada dasarnya dapat dibagi dua macam, yaitu wacana dialog
dan wacana monolog. Wacana dialog lisan dibagi dua macam yaitu dialog sesungguhnya
atau dialog teks. Dialog teks dapat dilaksanakan dengan tatap muka bila
dipercakapan (bila dinyatakan dalam bentuk pentas), dan bisa tampa tatap muka
bila tidak dipercakapkan, hanya dibacakan saja.
Dialog
sesunggunya adalah dialog yang betul – betul memerlukan percakapan spontan.
Dialog ini tidak selalu diartikan percakapan dua orang, tetapi juga lebih dari
dua orang. Oleh karena itu, dialog ini diartikan dengan dua belah pihak, yaitu
pihak pembicara dan pendengar. Kedua
belah pihak menurut kesempatannya dapat berganti fungsi secara bergiliran.
Pihak pertama menjadi pembicara dan juga menjadi pendengar sesuai dengan
kesempatannya demikian juga bagi pihak kedua.
Pengertian
wacana monolog mencakup bahasa, tuturan lisan atau tertulis yang tidak termasuk
dalam lingkungan percakapan, tanya jawab, teks drama atau film, dan
bentuk-bentuk lain seperti wawancara. Wacana monolog ini antara lain pidato,
khotbah, mengajar, bercerita, memberi penyuluhan ceramah dan sebagainya. Dalam
bentuk teks bisa berupa surat, bacaan,
sebuah cerita.
Selain
dari aspek-aspek di atas, untuk wacana dialog ada lagi aspek lainya seperti
kerja sama partisipasi percakapan, penggalangan pasangan percakapan (adjacency
pairs), giliran bicara (turn talking) dan percakapan lanjutan (repairs).
1. Wacana monolog.
Wacana monolog
mencakup bentuk bahasa/tuturan lisan atau tertulis yang tidak termasuk dalam
wacana percakapan seperti tanya jawab, wawancara, teks drama. Yang termasuk
dalam jenis wacana monolog ini antara lain pembicaraan dalam bentuk pidato,
khotbah, ceramah, atau dalam bentuk teks seperti pada bacaan, sepucuk surat,
sebuah berita dan lain-lan.
2. Wacana dialog
Wacana dialog atau wacana percakapan ada dua macam,
yaitu dialog sebenarnya dan dialog teks. Dialog sebenarnya adalah dialog yang
tidak dihafalkan lebih dahulu tetapi betul-betul merupakan percakapan spontan
dan memerlukan tatap muka yang sesungguhnya. Dialog teks adalah percakapan yang
dibuat lebih dahulu dalam bentuk teks dan dilatihkan sebagai bahan percakapan.
Wacana dialog jenis kedua inipun memerlukan tatap muka, tetapi kalau teks itu
hanya dibacakan saja, tatap muka tidak diperlukan.
B.
Kriteria Wacana yang Baik
Bagaimanakah wacana yang baik? Sebuah
wacana dapat digolongkan pada wacana yang baik apabila wacana tersebut memenuhi
kriteria wacana yang baik. Dalam wacana tersebut harus mengandung beberapa hal
diantaranya:
a.
topik dan tujuan
b.
kohesi dan koherensi
c.
pembuka dan penutup
1. Topik dan tujuan
Topik atau pokok pembicaraan merupakan landasan untuk
mencapai tujuan dalam pembicaraan. Di atas pokok pembicaraan itulah kita
menempatkan tujuan yang kita harapkan. Dengan demikian, topik dan tujuan
bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari pendengar atau
pembaca. Misalnya dengan topik “keindahan alam Bantimurung” anda dapat membuat
ketetapan-ketetapan sebagai berikut:
Topik :
Keindahan panorama alam Bantimurung
Tujuan : Memberitahukan agar pembaca mengetahui
keindahan panorama alam di Bantimurung
Contoh wacana monolog
Pagi itu aku duduk di sebuah batu tepat di ujung Barat
jembatan gantung. Aku menghadap kea rah air terjun yang tercurah dengan
indahnya. Sepasang kupu-kupu hinggap di atas bebatuan, tepat di sisi kanan
seorang gadis kecil yang memakai baju merah jambu. Matahari yang baru
sepenggala hanya sesekali menerobos celah dedaunan sehingga udara dingin masih
sangat terasa. Aku beranjak mendekati air terjun sembari menghirup udara segar.
Dari jarak 10 meter, percikan air terjun menimpaku sehingga kurapatkan jaket hitam
yang sedari tadi terbuka lebar.
Dari pengalaman, kita pernah berdialog mengenai salah
satu topik. Pada waktu dialog kadang-kadang kita hanya melayani teman bicara,
kita mengikat arah pembicaraanya karena kita merasa tertarik, atau munkin kita
melayaninya atau hanya untuk menghargai atau menghormatinya. Perhatikanlah
contoh dialog di bawah ini:
Contoh wacana dialog:
Fika :
Kenapa kamu berjalan seperti itu?
Farhan : Kakiku keseleo.
Fika :
Oh, kenapa bisa?
Farhan : Kemarin aku latihan naik
kuda, tiba-tiba aku terjatuh sehingga kakiku keseleo.
Fika : Pantas kamu agak pincang berjalan.
Farhan: Tapi aku senang kok naik kuda.
Dialog di atas
membicarakan tentang perjalanan berlibur ke Malino. Bandingkan dengan dialog
berikut ini.
(5) Arif : Aku suka sekali kalau Bu Ratna yang
mengajar.
Mia :
Kalau aku sih, sukanya kalau Pak Novan.
Arif :
Kalau Bu Ratna mengajar suka bercanda.
Mia :
Kalau Pak Novan tegas jadi anak-anak tidak
berani
bermain-main.
Dari uraian di
atas dapat kita simpulkan bahwa baik wacana monolog maupun wacana dialog yang
baik harus mengandung topik dan tujuan. Wacana bukan hanya merupakan kumpulan
kalimat yang lepas-lepas, kalimat yang satu dengan yang lainnya memiliki
keterkaitan yang sangat kuat.
2. Wacana harus kohesif dan koherensif
Wacana yang
baik adalah wacana yang mengandung kohesif dan koherensif. Arti kata kohesi adalah
hubungan yang erat atau padu. Pengertian wacana kohesif adalah wacana yang
berhubungan diantara unsur-unsurnya atau pandangan sehingga unsur-unsurnya
berkaitan satu sama lain.
Menurut Keraf (1987), bahwa yang dimaksud dengan
koherensi adalah hubungan timbal balik antara kalimat, mudah dipahami tanpa
kesulitan. Pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa terasa
loncat-loncatan pikiran yang membingungkan. perhatiakan contoh sebagai berikut:
“Ayah
dan Ibu bangun pagi-pagi karena ia akan bekerja”.
Kalimat di atas tidak kohesif karena kata ia
tidak jelas, mengacu kepada siapa. Apakah kepada Ayah atau kepada Ibu? Agar
kalimat tersebut kohesif, maka kata ia harus diganti dengan kata yang
tepat yaitu kata mereka, atau dengan salah satu kata, Ayah dan Ibu
sesuai dengan maksud yang akan diacuh oleh pembicara. Perhatikan kalimat
berikut ini!
a.
Ayah dan Ibu bangun pagi-pagi karena mereka akan pergi bekerja.
b. Ayah dan Ibu bangun
pagi-pagi karena ayah akan pergi bekerja.
c. Ayah dan Ibu bangun pagi-pagi
karena ibu akan pergi bekerja.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini:
a.
Ia sakit, ia tidak pergi ke kantor.
b. Ia sakit, tidak pergi ke
kantor.
Kalimat-kalimat
di atas mengandung makna yang masih bisa dipahami, namun terasa kurang padu
atau tidak kohesif. Kalimat tersebut akan kohesif apabila kalimat itu diberi
tambahan kata penghubung seperti berikut ini.
“ Ia sakit, karena ia tidak pergi ke kantor”.
Kalimat di atas
menjadi padu karena menggunakan kata pembentuk kohesif gramatikal.
Pembentuk kohesif lain dengan menggunakan kohesi leksikal. Perhatikan kalimat
berikut ini.
Putri Pak Ari catik dan lincah,
putri Pak Ari itu disenangi teman-teman.
Putri Pak Ari cantik dan lincah,
gadis kecil itu disenangi teman-temannya.
Kalimat pertama
di atas terasa sekali ketidakpaduannya walaupun gramatikalnya tepat. Bandingkan
dengan kalimat di bawahnya, gramatikalnya sama dengan kalimat sebelumnya namun
terasa kepaduannya lebih baik daripada kalimat sebelumnya.
3. Wacana harus mempunyai pembuka dan penutup.
Wacana yang
baik adalah wacana yang mempunyai pembuka dan penutup. Wacana ideal memang
demikian seharusnya. Bagian awal adalah bagian yang pembuka dan yang
menghantarkan pokok pikiran dalam wacana itu. Sering pengarang atau penutur
mulai dengan beberapa kalimat yang merangkum seluruh cerita. Sifat-sifat dari
kalimat ini harus menarik perhatian pembaca,serta dapat membawa arah atau jalan
pikiran pembaca kepada gagasan-gagasan yang akan diuraikan dalam wacana.
Bagian penutup
yaitu kalimat-kalimat atau alinea yang dimaksud untuk mengakhiri wacana. Alinea
ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuaraikan dalam bagian
isi wacana.
Untuk menambah
pemahaman anda tentang makna dan wacana yang baik kerjakanlah tugas dibawah ini
baik-baik.
1. a
. Jelaskan hakikat makna wacana dalam
bahasa Indonesia!
b . Simpulkan
makna wacana menurut pendapat anda!
2. Jelaskan
ciri-ciri wacana yang baik!
3. Jelaskan
apa yang dimaksud:
a. topik
b. tujuan
c. kohesi
d. koherensi
e. pembuka
f. penutup
Pedoman Jawaban Latihan
1. H.G.Tarigan
Satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi
atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi
yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan
secara lisan dan tulisan.
Harimurti kridalaksana: Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirarki
gramatikal merupakan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana ini
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia,
dan sebagainya) paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
2.
a. (1) merupakan satuan bahasa terbesar
(2) berupa
rangkaian tuturan dan percakapan
(3) mengandung
kohesi dan koherensi
(4) mempunyai
topik dan tujuan.
3.
a. topik adalah pokok
pembicaraan
b. tujuan
hal yang kita harapkan dari hasil tuturan atau percakapan
c. kohesi
adalah hubungan antara unsur kebahasaan yang padu dalam sebuah wacana
d. koherensi
adalah hubungan timbal balik yang baik antar kalimat sehingga maknanya tidak
sulit dipahami oleh pendengar/pembaca.
e. pembuka
adalah kalimat-kalimat yang menghantarkan pokok pikiran dalam wacana
f. penutup
adalah kalimat-kalimat yang dimaksudkan untuk mengakhiri wacana.
Rangkuman
Pembahasan dari hasil kerja anda dapat
disederhanakan seperti berikut.
Makna wacana dalam kamus besar Indonesia dapat
disimpulkan sebagai satuan terlengkap dalam wujud lisan dapat berupa
tuturan dan dalam wujud tulusan dapat berupa karangan.
Kesimpulan makna menurut kamus Webster adalah komunikasi pikiran
atau gagasan melalui bahasa, dalam wujud lisan dapat berupa percakapan dan dalam
wujud tulisan berupa karangan ilmiah. Kesimpulan dari pendapat Harimurti
Kridalaksana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan terbesar dalam wujud
tulisan dapat berbentuk karangan sastra atau karangan ilmiah. Wacana adalah
satuan bahasa terlengkap dan tertinggi dan terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang
mempunyai awal dan akhir yang nyata disampikan secara lisan dan tulisan’
Wacana yang baik adalah wacana yang mengandung topik dan tujuan,
kohesi dan koherensi, serta pembuka dan penutup. Topik adalah pokok
pembicaraan, sedangkan tujuan adalah hal yang ingin didapat dari hasil tuturan
atau percakapan tersebut. Kohesi adalah hubungan yang erat atau pada di
antara unsur-unsurnya. Kohensi berarti hubungan timbal balik antar kalimat
sehingga tuturan mudah dipahami. Pembuka adalah sebagai pengantar pokok
pikiran yang akan disampaikan dalam wacana tersebut. Bagian penutup
merupakan kesimpulan dari apa yang telah diuraikan.
a. wacana adalah satuan bahasa yang
terlengkap dan terbesar, tersusun dengan rapi (koherensi), mengandung hubungan yang padu (kohesi),
disampaikan secara lisan atau tertulis.
b. yang termasuk satuan bahasa adalah
morfem, kata frase, klausa, kalimat dan wacana.
c. unsur-unsur wacana, yaitu kalimat,
frase, morfem. Fonem, situasi, ruang dan waktu pemakaian.
d. wacan dapat dikatakan baik apabila
memiliki kreteria: topik dan tujuan ; kohesi dan koherensi, pembukan dan
penutup.
|
1.
Wacana adalah satuan bahasa
yang terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh, seperti
novel, buku, dan artikel. Batasan di atas dikemukakan oleh….
A.
Harimurti Kridalaksana
B.
H.G. Tarigan
C.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
D.
Hasan Alwi.
2.
Perkembangan ketatawacanaan
dalam bahasa dunia merupakan hal yang baru. Namun tampak perkembangan tersebut
terlihat dalam bahasa Indonesia dan pengajarannya, hal ini dapat dibuktikan
dari…
A.
banyaknya para ahli bahasa
Indonesia
B.
terdapatnya unsur-unsur wacana
dalam kurikulum SD tahun 1984
C.
banyaknya buku bahasa asing
yang diterjemahkan dalam bahasa
D.
banyak buku tata bahasa
Indonesia yang baru diterbitkan.
3.
Wacana bisa berupa paragraf,
kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Pandapat tersebut
dikemukakan oleh….
A.
Z.S. Haris
B.
Harimurti Kridalaksana
C.
H.G. Tarigan
D.
Hasan Alwi.
4.
Di bawah ini terdapat ciri-ciri
wacana yang baik kecuali….
A.
harus berupa cakapan dan
penggalan-penggalannya
B.
satuan bahasa terlengkap dan
terbesar
C.
merupakan kohesi dan koherensi
D.
mempunyai topik dan tujuan.
5.
Tatanan bahasa yang tertinggi
adalah…
A.
percakapan
B.
tuturan
C.
wacana
D.
Paragraf
6.
Wacana yang baik akan
menyajikan salah satu topik. Pengertian topik adalah….
A.
tema yang terdapat dalam wacana
B.
sama dengan judul
C.
pokok pembicaraan
D.
pokok permasalahan.
7.
Wacana yang baik adalah wacana
yang mengandung kohesif dan koherensif.
Koherensif adalah…..
A.
hubungan yang padu
B.
hubungan di antara
unsur-unsurnya sangat erat
C.
hubungan timbal balik antara
kalimat, mudah dipahami tanpa kesulitan
D.
kepaduan hubungan antara unsur.
8.
Wacana yang baik mempunyai
pembuka dan penutup. Di bawah ini terdapat
beberapa sifat kalimat pembuka, kecuali…
A.
harus menarik pembaca dan
pendengar
B.
membawa jalan pikiran pembaca
kepada gagasan yang akan di uraikan
C.
mengantarkan pokok pikiran
dalam wacana
D.
hasil kesimpulan dari seluruh isi
wacana.
9.
Dialog atau percakapan akan
berlangsung apabila terdapat hal-hal di bawah ini, kecuali:
A.
giliran berbicara
B.
lanjutan percakapan
C.
topik yang sama
D.
partisipan pasif.
10. “Ratna termenung di bangku
paling belakang. Bangku itu adalah tempat duduk Ratna sendiri.. Ratna menyesal
memikirkan kejadian tadi pagi. Ratna tidak
menyangka kalau Pak Arif melihat Ratna menyontek pekerjaan Novan. Air
mata Ratna bercucuran menandai penyesalan Ratna.
Pronomina yang harus dipakai adalah, kecuali :
A.
Mereka
B.
Nya
C.
Dia
D.
Jawaban b dan c benar.
Pedoman Jawaban Tes
Formatif I
1.
B. H. G Tarigan
2.
B. terdapat
unsur-unsur wacana dalam kurikulum SD tahun 1984
3.
C. H. G.
Tarigan
4.
A. harus berupa
cakapan dan penggalan-penggalannya
5.
C. wacana
6.
A. tema yang
terdapat dalam wacana
7.
D. kepaduan
hubungan antara unsur
8.
D. hasil
kesimpulan dari seluruh wacana
9.
D. topik yang
sama
10.
C. Dia
Umpan Balik dan
Tindak Lanjut
Cocokkanlah
jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat pada bagian
akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit
1.
Rumus:
Jumlah
jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = Jumlah soal X 100%
Arti
tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda
mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan unit
selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi subunit 1 terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
Subunit 2
Pembagian Wacana
audara, pada subunit 2 ini kita akan membahas mengenai jenis-jenis
wacana. Kalian pasti sudah sering mendengar istilah wacana narasi atau argumentasi
kan? Kedua istilah tersebut akan menjadi bagian dari pembahasan kita saat ini.
Untuk itu Anda diharapkan mampu membedakan jenis-jenis wacana tersebut karena
mempunyai ciri sendiri-sendiri. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan
uraian-uraian berikut ini. Selamat belajar.
A.
Macam-macam Wacana
Saudara, pada dasarnya wacana dapat ditinjau dari dua
segi, yaitu dari segi bentuk fisiknya dan dari segi sifat isinya. Ditinjau dari
segi bentuk fisiknya wacana dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
a)
wacana monolog
b)
wacana dialog.
Kedua jenis wacana ini telah kita pelajari pada uraian
sebelumnya. Untuk itu Saudara diharapkan lebih memfokuskan perhatian pada
uraian macam-macam wacana berdasarkan sifat isinya.
Ditinjau dari segi
sifat isinya, wacana dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu:
a)
wacana naratif
b)
wacana deskriftif
c)
wacana ekspositorik
d)
wacana argumentatif
e)
wacana persuasif.
1. Wacana Naratif
Wacana naratif
adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian
melalui tokoh pelaku (I orang atau III) dengan maksud memperluas pengetahuan
pendengar atau pembaca.
Pengorganisasian wacana ini mengutamakan pada urutan
cerita berdasarkan waktu atau berdasarkan kronologisnya..
Contoh:
Pagi tadi kami sekeluarga ke Pantai Losari.
Kami berangkat pada pukul 6.00 pagi. Sepanjang perjalanan kami banyak menjumpai
orang yang sedang berlari pagi. Ketika kami tiba di lapangan Karebosi, tampak
beberapa orang siswa sedang bermain bola. Kami hanya berhenti sebentar kemudian
melanjutkan perjalanan ke Pantai Losari karena matahari sudah mulai meyembul di
sela-sela dedaunan. Pada pukul 6.40 menit kami baru tiba di Pantai Losari.
Ternyata banyak juga orang yang mengikuti senam aerobik di anjungan Pantai
Losari..
2. Wacana Deskriptif
Wacana
deskriptif berupa rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan
sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang
ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya penghayatan yang agak
imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pendengar atau pembaca merasa seolah-olah
dia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung.
Wacana deskriptif
ada dua jenis, yaitu wacana dekriptif yang objektif dan wacana deskriptif yang
imajinatif. Wacana deskriptif objektif adalah wacana yang menginformasikan
sesuatu sebagaimana adanya, sedangkan wacana imajinatif ada panambahan daya
hayal.
Contoh :
Asrama mahasiswa yang aku tempat cukup besar,
dengan arsitektur bangunan berciri khas Bugis. Sebuah serambi yang cukup besar
memanjang dengan ditopang oleh 12 pilar dari kayu hitam yang dipesan khusus
dari Kalimantan.. Kaki pilar bertumpu pada alas berbentuk kubus dan seolah
dirangkai menjadi satu oleh sederat pagar pion dari kayu bercat putih. 6 pilar
lain berdiameter 50 cm menghunjam langsung ke lantai satu dan berfungsi sebagai
penopang di teras depan. Lantai satu dan dua masing-masing terdiri atas 16 buah
kamar tidur dan 4 buah kamar tamu. Dua buah tangga dari kayu jati telah berdiri
di sisi kiri kanan yang berdekatan dengan sebuah kolam ikan berukuran 3 X 4
meter..
3. Wacana Eksposisi
Wacana ini merupakan
rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran. Pokok pikiran
itu lebih dijelaskannya lagi dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian atau
detailnya. Tujuan pokok yang ingin dicapai pada wacana ini tercapainya tingkat
pemahaman akan sesuatu itu supaya lebih jelas, mendalam, dan luas dari sekedar
sebuah pernyataan yang bersifat global atau umum. Kadang-kadang wacana itu
dapat berbentuk ilustrasi dengan contoh; berbentuk perbandingan, berbentuk
uraian kronologis. Untuk menjelaskan suatu proses kita memecahkan menjadi
beberapa tahap yang masing-masing di uraikan dengan jelas. Bagaimana
bekerjanya, bagaimana membuatnya, bagaimana jalannya peristiwa dan sebagainya.
Contoh:
Sebuah komputer
terdiri dari seperangkat peralatan yang saling berhubungan. Perlatan tersebut
adalah:
a. bagaimana pemasukan data
b. bagian perhitungan atau
logika
c. bagian ingatan atau tempat
penyimpanan data
d. bagian control
e. bagian pengeluaran hasil
perhitungan.
Proses kerja komputer
adalah sebagai berikut:
Bagian dari ingatan
komputer bertugas menyimpan segala keterangan dan instruksi yang harus
dikerjakan oleh computer. Segala perhitungan, pemilihan, pembandingan dan
pengolahan data dikerjakan oleh bagian data perhitungan tahap demi tahap. Baian
control memberikan perintah tahap demi tahap kepada bagian perhitungan untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Selanjutnya bagian ini mengawasi apakah segenap
pengolahan data berjalan lancar sesuai dengan perintah-perintah yang diberikan
kepada computer.
4. Wacana Argumentatif
Wacana argumentasi adalah tuturan yang memberikan alasan
dengan contoh dan bukti serta meyakinkan, sehingga orang akan terpengaruh dan
membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan keyakinan kita, akhirnya orang lain
akan berbuat sesuai dengan kehendak itu
Contoh:
Malino merupakan
salah satu objek wisata di Sulawesi Selatan. Akhir-akhir ini objek wisata
tersebut sudah menjadi salah satu alternative yang dipilih oleh warga Kota Makassar.
Letaknya yang tidak terlalu jauh dari pusat Kota Makassar membuatnya banyak
wisatawan yang senang ke sana. Daerah pegunungan yang berjarak sekitar 40 km
dari Makassar ini memiliki udara yang sejuk dan bersih. Setiap hari Sabtu sore
villa dan penginapan di sana sudah mulai dipenuhi wisatawan. Kalau ingin
menikmati indahnya suasana di pegunungan sambil memandang pohon pinus dan kebun
teh yang menghijau, maka Malinolah tempat yang paling tepat.
5. Wacana Persuasif
Makna kata persuasif adalah membujuk, mendorong,
meyakinkan. Wacana persuasif adalah wacana yang disusun dengan tujuan mengajak,
mendoromg membujuk, mempengruhi para pembaca agar mau mengikuti kemauan si
penulis.
Contoh:
Telah dibuka sebuah rumah
makan modern yang bernuansa tradisional dengan menu-menu yang bervariasi. Rumah
makan Angin Mamiri dijamin dapat memanjakan selera Anda dengan sajian makanan
halal dan lezat. Selain tempatnya yang sangat strategis, rumah makan ini juga
dilengkapi dengan sajian musik, bahkan untuk momen-momen tertentu Anda dihibur
oleh artis-artis local yang tidak kalah dengan penyanyi top saat ini. Anda
berminat? Silakan nikmati hidangan lezat di rumah makan Angin Mamiri, di Jalan
Andi Pettarani No.40 Makassar, sekitar 500 meter dari Pantai Losari.
1. a. Jelaskan pengertian
wacana naratif!
b. Kerjakanlah secara berkelompok dengan teman
Anda untuk membuat wacana naratif!
2. a. Jelaskan pengertian wacana deskriftif!
b. Buatlah contoh wacana deskriftif! Agar dapat
saling memberikan informasi. Kerjakanlah secara berkelompok dengan teman Anda!
3. a. Jelaskan pengertian wacana ekspositorik!
b. Agar
lebih paham mengenai wacana ekspositorik buatlah contohnya.
4. a. Jelaskan pengertian wacana argumentatif!
b. Cari
dan salinlah contoh wacana argumentatif dari surat kabar lain dan majalah!
5. a. Jelaskan pengertian wacana persuasif!
b. Bautlah
contoh wacana persuasif!
Pedoman Jawaban Latihan
1. Wacana naratif adalah rangkaian
tuturan yang menyajikan suatu hal kejadian atau peristiwa melalui tokoh pelaku
(orang I atau II) dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar.
2. Wacana deskriptif aalah rangkaian
tuturan yang menceritakan atau membeberkan sesuatu sebagaimana adanya.
Kadang-kadang disertai dangan imajinatif sebagai pembaca atau pendangar seolah-olah
mengalaminya sendiri.
3. Wacana eksposisi adalah rangkaian tuturan
yang memaparkan sesuatu pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut dijelaskan secara
mendetail, seperi bagaimana jalannya sesuatu peristiwa bagaimana bekerjanya
sesuatu dan bagaimana membuat sesuatu.
4. Wacana argumentasi adalah rangkaian tuturan
yang memaparkan sesuatu disertai dengan alasan-alasan yang tepat dan diperkuat
dengan bukti-bukti dan contoh-contoh konkret, sehingga pembaca atau pendangar
akan terpengaruh dan membenarkan pendapat tersebut.
5. Wacana
persuasif adalah rangkaian tuturan yang bersifat mengajak, mendorong, membujuk,
atau mempengaruhi pembaca/pendengar agar mau mengikuti kemauan si penulis.
Rangkuman
Wacana ditinjau dari bentuk fisiknya dapat terdiri atas
wacana monolog dan wacana dialog. Ditinjau dari sifat isinya wacana dapat
dibedakan atas lima jenis yaitu wacana naratif, deskriptif, ekspositorik,
argumentatif dan pesuasif. Wacana naratif yaitu menceritakan atau
menyajikan suatu hal kejadian dengan maksud memperoleh pengetahuan
pendengar atau pembaca, penyajiannya disusun dengan urutan waktu. Wacana
deskripsi yaitu rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu, sehingga
pendengar atau pembaca merasa seola-olah ia sendiri mengalami atau
mengetahuinya secara langsung. Wacana ekspositorik yaitu rangkaian tuturan
yang menjelaskan suatu proses tentang proses sesuatu itu terjadi, atau
bagaimana cara membuatnya, atau bagaimana jalannya peristiwa. Wacana
argumentasi yaitu rangkaian tuturan yang menyajikan sesuatu yang di ikuti
dengan memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak sesuatu pendapat,
pendirian atau gagasan. Untuk lebih meyakinkan pembaca maka harus disertai
bukti-bukti atau contoh-contoh. Wacana persuasif yaitu rangkaian tuturan
yang bersifat mengajak, mendorong, dan membujuk agar si pembaca mengikuti
kemauan si penulis.
|
1. Cermati cuplikan wacana di bawah ini.
“Telah dibuka sebuah rumah makan modern yang bernuansa tradisional
dengan menu-menu yang bervariasi. Rumah makan Angin Mamiri dijamin dapat
memanjakan selera Anda dengan sajian makanan halal dan lezat. Selain tempatnya
yang sangat strategis, rumah makan ini juga dilengkapi dengan sajian musik,
bahkan untuk momen-momen tertentu Anda dihibur oleh artis-artis lokal yang
tidak kalah dengan penyanyi top saat ini. Anda berminat? Silakan nikmati
hidangan lezat di rumah makan Angin Mamiri, di Jalan Andi Pettarani No.40
Makassar, sekitar 50 meter dari Pantai Losari.
Cuplikan wacana tersebut dikategorikan ke dalan jenis wacana….
A.
persuasif
B.
ekspositorik
C.
deskriptif
D.
naratif.
2. Bila seseorang membaca
wacana yang dapat menimbulkan perasaan seolah-olah
ia sendiri mengalami atau
mengetahuinya secara langsung, maka wacana yang
dibaca orang tersebut adalah….
A. wacana naratif.
B. wacana deskriptif
C. wacana
argumentatif
D. wacana ekspositorik
3. Wacana yang menjelaskan tentang proses pembuatan tahu atau tempe
maka wacana itu adalah….
A. wacana persuasif
B. wacana argumentasi
C. wacana deskriftif
D. wacana ekspositorik
4. Cerita fiksi
seperti cerpen atau novel dalam menyajikan ceritanya bersifat
bagaimana adanya. Sifat pencerita seperti
itu terdapat dalam wacana….
A. wacana ekspositorik
B. wacana persuasif
C. wacana deskriftif
D. wacana naratif.
5. Wacana ditinjau dari isinya terdapat beberapa jenis wacana
seperti di bawah ini
Kecuali….
A. wacana argumentasi
B. wacana naratif.
C. wacana konotatif
D. wacana deskriftif.
6. Di bawah ini adalah pokok-pokok pembahasan dalam
wacana ekspositorik kecuali….
A. penghidupan para pembuat batik
B. cara-cara menanam kelapa sawit
C. cara-cara memelihara ikan
D. para petani mengola sawah.
7. Ditinjau dari
segi wujudnya wacana dapat dibedakan atas….
A. prosa dan puisi
B. monolog dan dialog
C. percakapan dan tuturan
D. penggalan percakapan dan penggalan
tuturan.
8. Pidato yang bertopik KB yang bertujuan agar para pendengar mau
menjadi
ekseptor KB. Pidato tersebut bersifat….
A.
ekspositorik
B.
naratif
C.
persuasif
D.
deskriptif.
9. Bila kita memberi tugas kepada murid untuk melaporkan kunjungan
ke tempat
rekreasi, berarti kita
memberi tugas untuk membuat wacana yang bersifat….
A. naratif
B. deskriftif
C. ekspositorik
D. argumentatif.
10. Di bawah ini terdapat beberapa isi wacana yang dapat digolongkan
pada jenis
persuasi, Keciali.....
A. nasehat perkawinan
B. anjuran untuk
memelihara kebersihan
C. memberikan penyuluhan
D. memberikan kejelasan
tantang suatu peristiwa.
Panduan Kunci Jawaban Tes Formatif 2
1.
A. persuasif
2.
B. wacana deskriptif
3.
D. wacana ekspositorik
4.
D. wacana naratif
5.
C. wacana
konotatif
6.
A. penghidupan
para pembuat batik
7.
B. monolog dan
dialog
8.
C. persuasif
9.
D. argumentatif
10.
A. nasehat
perkawinan
Umpan Balik dan
Tindak Lanjut
Cocokkanlah
jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian
akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Subunit 2.
Rumus:
Jumlah
jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = Jumlah soal X 100%
Arti
tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% =
cukup
< 70% = kurang
Bila Anda
mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan Unit
selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi subunit 2 terutama
bagian yang belum Anda kuasai